Semarang, 3 Oktober 2024 – Kabar duka datang dari Universitas Negeri Semarang (Unnes) setelah seorang mahasiswa ditemukan tewas akibat gantung diri di kamar kosnya. Kejadian tragis ini terjadi di sebuah kos yang terletak di daerah Tembalang, Semarang, dan membuat geger warga sekitar serta komunitas akademik universitas.
Korban, seorang mahasiswa berusia 22 tahun yang sedang menempuh studi di Fakultas Ilmu Pendidikan, pertama kali ditemukan oleh teman satu kosnya pada pagi hari, sekitar pukul 07.00 WIB. Menurut keterangan saksi, teman korban merasa khawatir karena korban tidak keluar dari kamar sejak malam sebelumnya, dan pintu kamarnya terkunci dari dalam.
“Biasanya dia keluar pagi-pagi untuk kuliah, tapi pagi ini tidak ada kabar. Kami mencoba memanggilnya beberapa kali tapi tidak ada jawaban. Setelah itu kami berinisiatif mendobrak pintu kamar dan menemukan dia sudah dalam keadaan tergantung,” ujar salah seorang teman korban dengan nada sedih.
video : pic.twitter.com/GW84M5FPsn
— Folkshitt (@folkshittmedia) October 3, 2024
Reaksi Keluarga dan Teman-Teman
Berita mengenai insiden ini segera menyebar, dan keluarga korban yang tinggal di luar kota langsung dihubungi. Rasa duka mendalam dirasakan oleh keluarga, teman-teman, dan pihak universitas yang tidak menyangka bahwa korban mengalami masalah sebesar itu hingga nekat mengakhiri hidupnya.
Rekan-rekan kuliah korban menggambarkan dia sebagai sosok yang pendiam namun cerdas. “Dia tidak banyak bicara, tapi selalu serius dalam belajar. Kami semua sangat terkejut dengan kejadian ini, karena dia tidak pernah menunjukkan tanda-tanda akan melakukan hal seperti ini,” ujar salah seorang teman sekelas korban.
Polisi Lakukan Penyelidikan
Pihak kepolisian dari Polsek Tembalang segera tiba di lokasi setelah menerima laporan dari warga setempat. Olah TKP dilakukan, dan petugas menemukan sejumlah barang pribadi korban, termasuk telepon genggam dan beberapa catatan di dalam kamarnya. Hingga saat ini, polisi masih mendalami motif korban nekat melakukan aksi bunuh diri tersebut.
“Sejauh ini, kami belum menemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Namun, kami masih mengumpulkan keterangan dari teman-teman dan pihak keluarga untuk mengetahui latar belakang kejadian ini,” ungkap IPTU Agus Pratomo, Kapolsek Tembalang, saat memberikan keterangan pers.
Pihak berwenang juga berencana untuk memeriksa isi telepon genggam korban dan media sosialnya guna mengetahui apakah ada masalah pribadi atau tekanan emosional yang dialami korban sebelum kejadian. Belum ada informasi pasti mengenai apakah korban meninggalkan pesan terakhir atau catatan bunuh diri.
Fenomena Bunuh Diri di Kalangan Mahasiswa
Kasus bunuh diri di kalangan mahasiswa, sayangnya, bukan pertama kali terjadi. Tekanan akademis, masalah pribadi, dan kesehatan mental yang tidak tertangani dengan baik sering kali menjadi penyebab utama. Pihak universitas menyesalkan kejadian ini dan menyatakan bahwa mereka akan bekerja sama dengan pihak berwenang untuk mengetahui akar masalahnya.
Dalam pernyataan resminya, Rektor Universitas Negeri Semarang menyampaikan duka yang mendalam atas kejadian ini. “Kami sangat berduka atas kehilangan salah satu mahasiswa kami. Ini adalah peringatan keras bagi kita semua untuk lebih peduli terhadap kesehatan mental dan kesejahteraan mahasiswa. Kami akan terus berupaya menyediakan layanan konseling yang lebih baik agar kejadian serupa tidak terulang,” ujar Rektor Unnes.
Pentingnya Kesehatan Mental dan Dukungan Sosial
Tragedi ini mengingatkan kita semua akan pentingnya menjaga kesehatan mental, terutama bagi mahasiswa yang sering kali menghadapi berbagai tekanan baik dari segi akademik, sosial, maupun pribadi. Banyak mahasiswa yang merasa terisolasi atau tidak tahu harus berbagi cerita dengan siapa ketika menghadapi masalah berat.
Para ahli kesehatan mental mengimbau masyarakat, khususnya kalangan akademis, untuk lebih peka terhadap tanda-tanda gangguan mental yang mungkin dialami oleh orang-orang di sekitar mereka. Keterbukaan untuk berbicara dan mencari pertolongan ketika mengalami masalah mental adalah langkah penting untuk mencegah terjadinya bunuh diri.
“Depresi, kecemasan, atau masalah emosional lainnya sering kali tidak terlihat di permukaan. Namun, dampaknya bisa sangat serius jika tidak ditangani dengan baik. Penting bagi kita semua untuk menciptakan lingkungan yang mendukung, di mana siapa pun bisa merasa nyaman untuk berbicara dan mencari bantuan,” kata seorang psikolog dari Semarang yang enggan disebutkan namanya.
Dukungan dari Berbagai Pihak
Pihak kampus dan keluarga korban saat ini berusaha mengurus proses pemulangan jenazah ke kampung halaman untuk dimakamkan secara layak. Banyak teman korban yang datang memberikan dukungan moral dan bantuan kepada keluarga yang masih dalam kondisi berduka.
Komunitas mahasiswa Unnes juga telah mulai menggalang aksi solidaritas, baik dalam bentuk dukungan moral maupun penggalangan dana untuk membantu keluarga korban. Beberapa di antaranya juga berinisiatif untuk mengadakan diskusi dan seminar tentang pentingnya kesehatan mental dan bagaimana mencari bantuan saat dibutuhkan.