Kabar Terupdate- Sebanyak 12 RT di Desa Karangpatihan, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, masih mengalami krisis air bersih di musim kemarau tahun ini. Kepala Desa Karangpatihan, Eko Mulyadi mengungkapkan, dua RT dari total 34 RT di desanya bergantung pada droping air bersih yang dilakukan oleh BPBD Ponorogo. “Tahun ini masih ada dua RT yang mengalami krisis air bersih karena lokasi permukiman berada di kawasan lereng perbukitan,” ujar dia.
Desa Karangpatihan dikelilingi oleh deretan bukit, termasuk Gunung Prongos dan Gunung Rajek Wesi, yang membuat akses air menjadi sulit.
BPBD Salurkan Air Bersih ke Banyurejo Eko Mulyadi menjelaskan, kondisi ini diperparah dengan praktik penebangan hutan yang terjadi di tahun 1999, hingga menyebabkan hutan di sekitar desa menjadi gundul dan memicu kekeringan setiap tahunnya.
“Saya masih duduk di bangku SMA. Saya ingat betul waktu masyarakat membabat hutan yang ada di gunung, sehingga hutan gundul yang mengakibatkan setiap tahun kekeringan terjadi di 12 RT dari 34 RT yang ada di desa sini,” kata dia. Demi mengatasi masalah ini, Eko Mulyadi menginisiasi pembangunan sembilan sumur bor sejak tahun 2016, dengan kedalaman antara 90-110 meter.
Berkat inisiatifnya inilah, Eko Mulyadi menerima penghargaan tingkat nasional kategori Proklim Utama dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia pada tahun 2022. Upaya Eko dihargai karena berpengaruh besar dalam mengatasi krisis air bersih di desanya. Pembangunan sumur bor tersebut, menurut Eko, didukung oleh program Corporate Social Responsibility (CSR) dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan perusahaan.
“Kami membangun sumur bor sejak tahun 2016 untuk mengatasi krisis air setiap musim kemarau.” “Beruntung sejumlah pihak membantu pendanaan untuk pembuatan sumur bor, karena cukup banyak sumur yang harus kami bangun untuk mengatasi krisis air bersih,” kata dia. Eko mencatat, saat ini jumlah wilayah yang mengalami kekeringan di desanya berkurang dari 12 RT menjadi dua RT.
“Dari sisi pertanian, perekonomian warga yang mayoritas petani terangkat karena bisa tanam tiga kali,” tambah dia. Berkat upaya yang dilakukan untuk mencegah bencana kekeringan, Desa Karangpatihan meraih penghargaan tingkat nasional kategori Proklim Utama dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia pada tahun 2022.