Kabar Terupdate- Tujuh pekerja Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Pejaten Barat tetap melanjutkan tugas mereka sesaat terjadinya penodongan pistol oleh FA, Selasa (15/10/2024). Insiden itu tidak menghentikan pekerjaan mereka, meskipun para petugas merasa was-was. LE (47), koordinator PPSU, mengatakan bahwa melanjutkan pekerjaan merupakan inisiatif mereka sendiri, bukan karena ada perintah. “Saya cuma lanjutin tugas saja, ngerapihin, jangan sampai kita kerjaan itu enggak selesai,” kata LE saat ditemui di Pejaten Barat, Kamis (17/10/2024).
LE menambahkan, setelah kejadian penodongan, mereka lantas memanggil sekuriti untuk mengawasi proses penyelesaian pekerjaan yang tertunda.
“Saya juga minta pertolongan ke sekuriti. Was-was juga sih,” ujar LE. Setelah pekerjaan selesai, LE menghubungi Lurah Pejaten Barat, yang kemudian memanggil polisi. FA akhirnya ditangkap di lokasi setelah membuat ketujuh petugas PPSU merasa terancam. Sebelumnya, YU (31) dan enam rekannya sesama anggota Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) hanya terdiam ketika seorang pria berinisial FA menodongkan pistol keperakan ke arah mereka, Selasa (15/10/2024).
Pagi itu, YU dan enam rekannya mendapat tugas dari lurah Pejaten Barat untuk memangkas pohon tumbang di Jalan Mimosa, Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Pohon tersebut berada di depan rumah FA. Setelah mendapat izin dari sekuriti dan penghuni rumah yang rupanya tante dari FA, para petugas PPSU bekerja. Namun, alangkah terkejutnya YU dan kawan-kawan ketika FA tiba-tiba muncul di balkon lantai dua rumahnya dan langsung marah-marah serta menodongkan pistol ke arah mereka.