Tragedi mengerikan terjadi di depan sebuah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di kawasan pusat kota pada Rabu siang (3/10). Seorang pria nekat membakar dirinya sendiri dan menyebabkan kepanikan di sekitar lokasi. Insiden tersebut terjadi sekitar pukul 13.00 WIB, dan korban kini tengah mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit akibat luka bakar yang cukup parah di sebagian besar tubuhnya.
Seorang pria nekat membakar dirinya di depan SPBU hingga mengalami luka bakar yang cukup parah
— BACOT (@bacottetangga__) October 3, 2024
šJalan Pondok Kacang, Pondok Kacang Timur, Pondok Aren, Tangerang Selatan,
Rabu (2/10) sekitar pukul 22.00 WIB
Berdasarkan keterangan yang didapat, diduga pria tersebut memilikiā¦ pic.twitter.com/0MjmrNuw4A
Kronologi Kejadian
Menurut saksi mata yang berada di tempat kejadian, pria tersebut tiba-tiba mendatangi SPBU dengan membawa sebotol bahan bakar. Tanpa berkata-kata, ia menyiramkan bahan bakar ke tubuhnya sendiri, lalu menyalakan api. Orang-orang yang sedang mengisi bahan bakar terkejut melihat tindakan pria tersebut, dan seketika berusaha memadamkan api dengan alat pemadam kebakaran yang ada di SPBU.
“Semua terjadi begitu cepat. Kami melihat pria itu langsung terbakar setelah menyalakan api. Petugas SPBU dan beberapa warga langsung berusaha membantu memadamkan api sebelum tim medis datang,” ungkap salah seorang saksi mata.
Petugas SPBU yang bertindak cepat berhasil memadamkan api menggunakan alat pemadam ringan (APAR) yang tersedia di lokasi. Pria tersebut langsung dibawa ke rumah sakit terdekat oleh tim medis yang segera tiba di tempat kejadian.
Kondisi Korban
Korban yang belum diketahui identitasnya menderita luka bakar parah pada tubuhnya, terutama di bagian wajah, dada, dan tangan. Tim medis yang menangani korban menyebutkan bahwa ia mengalami luka bakar derajat dua dan tiga, dan saat ini kondisinya masih kritis. Korban sedang dirawat di ruang unit perawatan intensif (ICU) dan memerlukan penanganan lebih lanjut, termasuk operasi untuk mengobati luka bakarnya.
“Kami melakukan tindakan darurat untuk menyelamatkan nyawanya. Namun, karena luka bakar yang dideritanya cukup parah, proses penyembuhan akan memakan waktu lama dan memerlukan perawatan intensif,” ujar salah satu petugas medis di rumah sakit tersebut.
Motif Masih Diselidiki
Pihak kepolisian setempat kini tengah menyelidiki lebih lanjut motif di balik tindakan nekat pria tersebut. Polisi telah memeriksa beberapa saksi mata dan meminta rekaman CCTV dari SPBU untuk mendapatkan gambaran lebih jelas tentang kejadian tersebut. Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi mengenai alasan pria tersebut melakukan aksi bakar diri di depan SPBU.
Kapolsek setempat, AKP Bambang Sutrisno, menjelaskan bahwa penyelidikan sedang berlangsung untuk mengetahui apakah tindakan pria tersebut terkait dengan masalah pribadi, tekanan mental, atau motif lainnya. “Kami masih mengumpulkan informasi dari berbagai pihak dan akan terus mendalami kasus ini. Motifnya belum jelas, namun kami akan segera menginformasikan perkembangan lebih lanjut,” ujarnya.
Dampak Terhadap Keamanan SPBU
Insiden bakar diri ini tidak hanya mengejutkan masyarakat, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran tentang keamanan di area SPBU. Mengingat bahwa SPBU merupakan area dengan risiko tinggi kebakaran, kejadian seperti ini berpotensi menimbulkan bahaya lebih besar jika api menyebar ke tangki bahan bakar atau pompa bensin.
Petugas SPBU di lokasi kejadian mengungkapkan bahwa kejadian tersebut sangat menegangkan dan bisa saja berakhir lebih fatal. “Kalau api tidak segera dipadamkan, ada kemungkinan kebakaran besar bisa terjadi, mengingat kami berada di area yang penuh dengan bahan bakar,” jelas salah satu petugas.
SPBU tersebut kini ditutup sementara untuk penyelidikan dan pemeriksaan keamanan lebih lanjut oleh pihak kepolisian dan dinas terkait.
Pentingnya Kesehatan Mental dan Dukungan
Kasus bakar diri ini sekali lagi menunjukkan pentingnya perhatian terhadap masalah kesehatan mental di masyarakat. Tindakan ekstrem seperti ini sering kali dipicu oleh kondisi emosional yang tidak stabil, depresi, atau perasaan putus asa yang mendalam. Para ahli kesehatan mental menekankan perlunya masyarakat lebih peka terhadap tanda-tanda seseorang yang mungkin sedang mengalami krisis mental.
Psikolog klinis, Dr. Anita Kusumawati, mengatakan bahwa tindakan bakar diri sering kali merupakan hasil dari tekanan mental yang sangat berat. “Orang yang merasa terisolasi atau berada dalam tekanan emosional yang mendalam sering kali merasa tidak memiliki jalan keluar, dan ini bisa berujung pada tindakan ekstrem seperti bakar diri. Dukungan dari keluarga, teman, serta akses ke layanan kesehatan mental sangat penting untuk mencegah kasus-kasus seperti ini,” katanya.
Ia juga menekankan bahwa masyarakat perlu meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan mental dan menyediakan ruang bagi siapa pun yang membutuhkan bantuan atau konseling.
Penutup
Kejadian tragis ini menjadi pengingat bahwa isu kesehatan mental masih memerlukan perhatian lebih dari berbagai pihak, termasuk keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Diharapkan, dengan penyelidikan lebih lanjut, kasus ini dapat memberikan pelajaran tentang pentingnya mendeteksi tanda-tanda gangguan mental dan memberikan bantuan sebelum terlambat.
Pihak berwenang dan tenaga medis akan terus memantau kondisi korban, sementara penyelidikan motif di balik tindakan bakar diri ini masih berlangsung. Masyarakat pun diimbau untuk lebih waspada dan peduli terhadap kesehatan mental orang-orang di sekitar mereka.