Ketegangan di perbatasan utara Israel kembali meningkat setelah serangan roket besar-besaran yang dilancarkan oleh kelompok militan Hizbullah dari Lebanon. Wilayah Israel utara dilaporkan lumpuh total akibat serangan tersebut, yang membuat aktivitas warga terganggu dan memaksa pemerintah setempat memberlakukan status siaga tinggi.
πΈπππππ πππππ lumpuh total usai di hujani roket π·ππ£ππππππ … #FreePalestine !!! β pic.twitter.com/z3U8FtswJz
— KΓΈpΓ πiπaπ¦β’οΈ (@bangS41D_) September 23, 2024
Serangan yang terjadi pada dini hari tersebut menghantam beberapa kota di perbatasan Israel, termasuk Kiryat Shmona, Nahariya, dan beberapa desa kecil di wilayah Galilea. Roket-roket tersebut diluncurkan dari arah Lebanon dan menyasar permukiman sipil serta fasilitas infrastruktur. Alarm serangan udara pun terus berbunyi sepanjang malam, membuat warga di utara Israel harus berlindung di bunker dan tempat perlindungan darurat.
Dampak Serangan
Akibat serangan ini, aktivitas ekonomi di wilayah utara Israel lumpuh total. Sekolah-sekolah, pusat perbelanjaan, dan kantor-kantor pemerintah terpaksa ditutup untuk mengantisipasi serangan lanjutan. Layanan transportasi umum juga dihentikan sementara, dan jalan-jalan utama di wilayah tersebut nyaris kosong karena warga diminta untuk tetap berada di dalam rumah.
Beberapa fasilitas infrastruktur penting dilaporkan rusak, termasuk jaringan listrik dan komunikasi. Meski sebagian besar roket berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara Israel Iron Dome, beberapa roket dilaporkan menghantam bangunan dan menyebabkan kerusakan parah. Sementara itu, sejumlah korban luka ringan telah dilaporkan akibat serangan tersebut, namun belum ada laporan mengenai korban jiwa.
Seorang warga Kiryat Shmona yang terkena serangan roket menyatakan, βKami hidup dalam ketakutan. Setiap beberapa menit kami mendengar ledakan. Anak-anak saya trauma dan kami harus berlindung di bunker sejak tengah malam.β
Reaksi Israel
Menanggapi serangan ini, militer Israel, IDF (Israel Defense Forces), langsung melancarkan serangan balasan terhadap posisi-posisi Hizbullah di Lebanon. Sejumlah titik strategis yang diyakini sebagai basis peluncuran roket dihancurkan oleh serangan udara Israel. IDF juga telah mengerahkan lebih banyak pasukan dan sistem pertahanan tambahan ke wilayah utara guna mengantisipasi serangan lebih lanjut.
Juru bicara IDF menyatakan bahwa Israel tidak akan tinggal diam atas provokasi ini. “Kami akan memastikan bahwa setiap serangan terhadap warga sipil Israel akan mendapatkan balasan yang setimpal. Hizbullah akan bertanggung jawab penuh atas setiap roket yang mereka luncurkan ke wilayah kami,” ujarnya.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengutuk keras serangan roket tersebut dan memperingatkan Hizbullah agar tidak memperburuk situasi. “Israel memiliki hak untuk mempertahankan diri dan melindungi warganya. Kami tidak akan membiarkan ancaman dari utara terus berlanjut,” tegasnya dalam pidato yang disiarkan langsung di televisi.
Hizbullah Klaim Tanggung Jawab
Kelompok militan Hizbullah mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut, menyatakan bahwa serangan roket adalah respons atas tindakan Israel di wilayah Lebanon. Dalam pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh sayap militer Hizbullah, mereka menyebut serangan tersebut sebagai “balasan yang sah” atas pelanggaran yang dilakukan oleh Israel di wilayah perbatasan kedua negara, serta sebagai solidaritas dengan warga Palestina yang terus berada di bawah tekanan Israel di Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Hizbullah, yang didukung oleh Iran, telah lama menjadi kekuatan utama di perbatasan Lebanon-Israel. Kelompok ini sering kali terlibat dalam konfrontasi dengan pasukan Israel, dan serangan roket dari wilayah Lebanon bukanlah kejadian baru. Namun, skala serangan kali ini dipandang sebagai salah satu yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir, sehingga meningkatkan risiko eskalasi konflik di kawasan tersebut.
Eskalasi Ketegangan di Timur Tengah
Serangan roket dari Hizbullah ini terjadi di tengah situasi yang semakin panas di Timur Tengah. Konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina, serta ketegangan antara Israel dengan Iran, terus memperburuk keadaan di kawasan tersebut. Para analis memperingatkan bahwa serangan roket dari Hizbullah dapat memicu konflik yang lebih luas jika tidak segera diredakan.
Dewan Keamanan PBB juga telah menyerukan agar kedua belah pihak menahan diri dari aksi kekerasan lebih lanjut dan segera mencari solusi diplomatik untuk menghindari eskalasi yang lebih parah. Namun, dengan adanya serangan balasan dari Israel dan pernyataan Hizbullah yang menantang, tampaknya peluang untuk meredakan ketegangan masih sangat kecil dalam waktu dekat.
Penutup
Wilayah Israel utara kini berada dalam kondisi siaga penuh setelah dihujani roket oleh Hizbullah. Sementara dua pihak saling membalas serangan, warga sipil di kedua sisi perbatasan menjadi korban dari ketegangan yang terus memanas. Pemerintah Israel dan Hizbullah tampaknya masih jauh dari kesepakatan damai, dan risiko terjadinya konflik lebih besar di kawasan ini semakin mengkhawatirkan.