Kabar Terupdate- Seorang pensiunan tentara di Ponorogo, Jawa Timur bernama Sumiran dibunuh oleh dua remaja di sebuah kontrakan. Jasad Sumiran ditemukan terbungkus karpet di bawah jembatan ruas Tol Ngawi-Solo Kilometer 557, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Jasad warga Kecamatan Parang, Magetan, Jawa Timur
Kronologi dan motif pembunuhan
Salah satu pelaku berinisial JRP (21) mengatakan, dirinya dan AAF (16) merantau ke Ponorogo, Jawa Timur dari Kabupaten Maringin, Jambi
JRP mengaku, mereka merantau berniat untuk mencari pekerjaan namun tidak kunjung dapat. “Saya dan AAF menyesal sudah menghilangkan nyawa Pak Sumiran,” ujar JRP dilansir dari Kompas.com, Jumat (7/7/2023). JRP mengatakan, mereka sengaja memilih Ponorogo karena AAF memiliki keluarga di Ponorogo. “Karena AAF kan ada keluarga di Ponorogo biar saya bisa nginap di tempat AAF seandainya tidak bisa makan bisa numpang di AAF atau keluarga AAF,” kata dia.
Setelah sepekan di Ponorogo dan tak kunjung mendapatkan pekerjaan, JRP pun berkenalan dengan korban. JRP dan Sumiran diketahui berkenalan melalui media sosial ntuk mendapatkan pekerjaan. “Dibuka medsos cari loker (lowongan kerja) angkringan, sudah beberapa orang saya chat tapi ga respons, jadi langsung ketemu nomor telepon, di-inbox loker, katanya masih (ada lowongan kerja),” ceritanya. Mereka pu bertemu dan korban sepakat untuk memberikan pekerjaan. Namun, pekerjaan itu tidak kunjung mendapat kepastian.
Sampai pada malam kejadian, keduanya membunuh Sumiran karena tak segera memberikan pekerjaan yang dijanjikan. “Kecewa, dijanjikan pekerjaan tapi nanti-nanti,” tuturnya.
Saat malam itu, dua tersangka dan korban terjadi perdebatan yang kemudian berujung aksi pembunuhan. “Lagi emosi. Bagian nyekek (mencekik) saya (JRP). AAF (bertugas) mukul. Saat korban mau berbaring,” tandasnya.
Setelah kejadian, warga sekitar kontrakan yang beralamat di Desa Semanding, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur digegerkan karena ada bercak darah di pintu serta jendela. Sementara itu, dua orang yang sebelumnya mengontrak menghilang. Barang-barang di dalam termasuk karpet juga menghilang. Beberapa hari kemudian, sosok mayat terbungkus karpet ditemukan di bawah jembatan tol Ngawi-Solo. Setelah diselidiki lebih dalam, kepolisian memastikan bahwa mayat itu merupakan Sumiran
Awal terungkapnya identitas korban
Sementara itu, Kasareskrim Polres Ponorogo AKP Nikolas Bagas Yudhi Kurnia mengatakan, terungkapnya identitas korban setelah polisi mendapat laporan keluarga yang merasa kehilangan salah satu anggotanya. Polisi membawa istri, anak kandung, dan saudara yang tinggal di Kabupaten Magetan, Jawa Timur ke RSUD Ngawi untuk memastikan. Hasilnya, keluarga mengenali bahwa mayat yang ditemukan di Ngawi itu merupakan salah satu anggota keluarganya. Korban diketahui memiliki usaha di Ponorogo dan mengontrak rumah di Desa Semanding, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo. “Ada beberapa bagian tubuh yang menjadi ciri-ciri jasad itu dan dikenali keluarga korban. Dan keluarga menyakini jasad itu adalah suaminya
Selain itu, polisi juga mendapati karpet yang digunakan untuk membungkus korban identik dengan yang hilang di rumah kontrakan korban. “Karpetnya itu juga identik. Jadi kami menduga kuat korban adalah korban pembunuhan dengan TKP Semanding, Ponorogo,” ungkapnya. Terpisah, Kapolres Ponorogo AKBP Wimboko menambahkan, dari hasil pengecekan sampel darah anggota keluarga dengan DNA korban didapati sama. “Korbannya bernama Sumiran, usia 57 tahun. Pensiunan Tentara,” ujarnya.