Di sebuah desa yang terletak di tepi Pantai Ayah, Kebumen, sebuah kejadian menarik sekaligus tragis baru saja terjadi. Seorang pria dengan gangguan jiwa (ODGJ) nekat membangun rumah kecil dari kayu bekas yang ia kumpulkan sendiri. Keputusannya untuk membangun rumah tersebut di pinggir pantai, meskipun menggunakan bahan yang tidak sesuai standar, mencuri perhatian warga setempat. Namun, kisah ini berakhir dengan sebuah tragedi: rumah kayu yang ia bangun roboh diterjang angin kencang, meninggalkan banyak pertanyaan mengenai keberadaan dan nasib pria tersebut.
Pembangunan Rumah Kayu di Pantai Ayah
Pria tersebut, yang belum diketahui identitas lengkapnya, mulai mengumpulkan kayu bekas dari berbagai tempat di sekitar Desa Ayah dan sekitarnya. Kayu-kayu bekas tersebut dia ambil dengan cara yang tak lazim, mengangkutnya satu per satu menuju lokasi yang cukup terpencil di dekat tepi Pantai Ayah. Beberapa warga yang melihatnya, pada awalnya mengira pria tersebut hanya melakukan aktivitas biasa. Namun, mereka mulai curiga ketika pria tersebut mulai menyusun kayu-kayu itu untuk membangun sebuah rumah kecil.
Tentu saja, rumah yang dibangun dengan kayu bekas tidak memenuhi standar keamanan dan kelayakan. Meskipun demikian, pria itu tampaknya tidak peduli. Ia terlihat bekerja dengan tekun, meskipun kadang tampak kebingungan dan melakukannya tanpa bantuan orang lain. Dia tampak puas dengan apa yang ia kerjakan, dan bahkan tinggal di rumah tersebut setelah selesai membangunnya.
Robohnya Rumah Kayu Karena Angin Kencang
Namun, tak lama setelah rumah kayu itu selesai dibangun, peristiwa yang tak terduga terjadi. Beberapa hari kemudian, angin kencang yang melanda kawasan tersebut membuat rumah kayu yang rapuh itu roboh begitu saja. Warga yang melihat kejadian tersebut terkejut dan segera bergegas menuju lokasi. Mereka khawatir jika pria ODGJ tersebut berada di dalam rumah saat itu. Beruntung, meskipun rumah itu hancur, pria tersebut berhasil selamat dari peristiwa tersebut.
Kapolsek Ayah, AKP Driyono, membenarkan kejadian tersebut dan menjelaskan bahwa rumah kayu yang dibangun pria itu terletak di selatan Jembatan Ayah, sebuah area yang memang sering terkena angin kencang dari laut. Rumah yang tampak rapuh tersebut tidak dapat bertahan menghadapi cuaca buruk yang datang secara tiba-tiba.
Reaksi Pria ODGJ dan Penolakan Bantuan Warga
Setelah rumahnya roboh, warga sekitar berinisiatif untuk menolong pria tersebut, namun upaya mereka mendapatkan reaksi yang sangat berbeda dari yang mereka harapkan. Ketika warga mencoba mendekat dan menawarkan bantuan, pria ODGJ itu malah menunjukkan sikap yang agresif. Tanpa diduga, pria tersebut melempari mereka dengan botol berisi air kencing, sebuah tindakan yang membuat warga terkejut dan mundur.
Perilaku pria itu, yang mungkin dipengaruhi oleh kondisi mentalnya, jelas menggambarkan ketidakmampuannya untuk berinteraksi dengan orang lain dalam keadaan normal. Walaupun niat warga untuk membantu sangat tulus, pria tersebut lebih memilih untuk menjauhkan diri dan tidak ingin diganggu. Kejadian ini menambah kecemasan warga yang khawatir akan keselamatan pria itu setelah rumahnya hancur.
Keberadaan Pria ODGJ yang Tidak Diketahui
Setelah insiden tersebut, pria ODGJ itu menghilang dari tempat kejadian. Tak seorang pun tahu ke mana dia pergi atau apa yang terjadi setelahnya. Beberapa warga melaporkan bahwa mereka sempat melihat pria tersebut berjalan menjauh setelah kejadian tersebut, namun tidak ada yang dapat memastikan keberadaannya. Hingga saat ini, pria itu belum ditemukan, dan keberadaannya masih menjadi misteri.
Kesimpulan
Kisah pria ODGJ yang membangun rumah kayu di tepi Pantai Ayah, meskipun tragis, menggambarkan sisi lain dari kehidupan seorang individu dengan gangguan jiwa yang mencoba bertahan hidup dengan cara yang sangat berbeda. Meskipun ia mengalami kesulitan untuk berinteraksi dengan orang lain dan menolak bantuan yang diberikan, tindakan dan tekadnya untuk membangun rumah sendiri menunjukkan sebuah usaha yang luar biasa dalam situasi yang sangat terbatas. Namun, keadaan yang kurang mendukung, seperti bahan bangunan yang tidak memadai dan cuaca buruk, akhirnya menghancurkan upaya tersebut. Kini, nasib pria itu tetap tidak diketahui, dan masyarakat setempat masih berharap dapat membantu pria tersebut jika ia kembali.