Kabar Update,-Fenomena tanah bergerak atau likuifaksi kembali terjadi di Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat (Sulbar), mengakibatkan dampak signifikan terhadap akses lalu lintas di daerah tersebut. Insiden ini terjadi pada hari Sabtu, 2 November 2024, sekitar pukul 15.30 Wita, di Jalan Desa Saloadak, Kecamatan Tobadak. Dalam beberapa detik, jalan yang sedang diperbaiki oleh perusahaan setempat mengalami pergeseran tanah yang mendalam.
Awal Mula Kejadian
Peristiwa ini berawal saat sebuah perusahaan melakukan peningkatan jalan desa, yang diharapkan dapat memperlancar akses masyarakat. Namun, keadaan tak terduga muncul ketika tanah di bawah jalan mengalami likuifaksi. Likuifaksi adalah fenomena ketika tanah yang jenuh air kehilangan kekuatannya akibat getaran atau pergeseran, sehingga berubah menjadi seperti cairan. Dalam kasus ini, fenomena tersebut mengakibatkan amblasnya jalan sepanjang 200 meter.
Menurut Koordinator Pusat Data dan Informasi BPBD Mamuju Tengah, Rezky Ilhamsyah, insiden ini menyebabkan satu unit ekskavator yang sedang beroperasi tertimbun oleh material jalan yang amblas. Meskipun alat berat tersebut mengalami kerusakan parah, operatornya berhasil menyelamatkan diri. Keberuntungan ini menjadi sinyal positif di tengah situasi yang membahayakan.
Dampak pada Akses Lalu Lintas
Akibat dari fenomena likuifaksi ini, akses lalu lintas dari dua arah di Jalan Desa Saloadak terputus total. Masyarakat setempat terpaksa mencari rute alternatif untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan akses yang lumpuh, kegiatan ekonomi dan sosial di wilayah tersebut sangat terhambat. Hal ini juga mempengaruhi mobilitas siswa dan masyarakat yang biasanya melintas di jalur tersebut.
Lebih jauh lagi, Rezky menambahkan bahwa BPBD Mamuju Tengah segera mengambil langkah-langkah untuk menanggapi situasi darurat ini. Tim penanggulangan bencana dikerahkan ke lokasi untuk melakukan evaluasi dan memberikan bantuan yang diperlukan. Upaya ini bertujuan untuk memastikan keselamatan masyarakat sekaligus memulai proses perbaikan jalan yang terdampak.
Upaya Penanggulangan
Dengan mengingat pentingnya akses jalan bagi masyarakat, upaya penanggulangan dilakukan dengan cepat. Tim BPBD berkolaborasi dengan pihak terkait, termasuk perusahaan konstruksi yang sebelumnya terlibat dalam proyek peningkatan jalan. Rencana perbaikan meliputi penilaian kondisi tanah, serta perencanaan konstruksi yang lebih baik untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Penting untuk dicatat bahwa peristiwa likuifaksi bukanlah hal yang baru di wilayah ini. Mengingat kondisi geologis dan cuaca yang dapat memicu fenomena ini, kesadaran akan pentingnya mitigasi risiko harus terus ditingkatkan. Masyarakat diharapkan dapat lebih memahami tanda-tanda awal pergeseran tanah dan melaporkan kejadian yang mencurigakan kepada pihak berwenang.
Kesimpulan
Fenomena likuifaksi yang terjadi di Mamuju Tengah merupakan pengingat akan kerentanan wilayah terhadap bencana alam. Meskipun insiden ini menyebabkan kerugian, terutama dalam hal akses transportasi, respons cepat dari BPBD dan pihak terkait menunjukkan komitmen untuk menjaga keselamatan masyarakat. Diharapkan, dengan adanya perbaikan dan mitigasi yang tepat, kejadian serupa dapat diminimalisir di masa yang akan datang. Masyarakat pun diharapkan tetap waspada dan berperan aktif dalam menjaga lingkungan serta melaporkan setiap perubahan yang mencurigakan.