Gunung Lewotobi yang terletak di Kecamatan Wulan Gitang, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali menunjukkan aktivitas vulkanik yang signifikan dengan erupsi yang tercatat pada pukul 11.15 WITA. Erupsi kali ini dilaporkan mencapai ketinggian sekitar 5.000 meter dari puncak, menyemburkan awan panas dan abu vulkanik yang membumbung tinggi ke langit, dan mengarah ke beberapa wilayah sekitar gunung. Peristiwa ini memicu kekhawatiran warga sekitar serta mengundang perhatian dari pihak berwenang untuk segera mengeluarkan peringatan dini.
Gunung lewotobi laki-laki Dikecamatan Wulan Gitang,
— BACOT (@bacottetangga__) November 7, 2024
Kabupaten Flores Timur, NTT Kembali Erupsi dengan ketinggian 5000 m dari puncak pada 7 November 2024
Pukul 11.15 wita pada Kamis (7/11/2024) pic.twitter.com/JVFlKWS8dj
Kronologi Erupsi Gunung Lewotobi
Berdasarkan laporan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), aktivitas Gunung Lewotobi meningkat pada pagi hari, sebelum akhirnya terjadi erupsi besar pada pukul 11.15 WITA. Sebelumnya, warga setempat sudah merasakan getaran kecil dan mendengar suara gemuruh yang menandakan adanya aktivitas vulkanik. Namun, pada saat erupsi terjadi, semburan abu vulkanik yang sangat tebal langsung terangkat ke atmosfer dengan ketinggian mencapai sekitar 5.000 meter di atas puncak gunung.
Abu vulkanik yang terbawa oleh angin kemudian menyebar ke arah timur dan tenggara, mengarah ke beberapa desa yang berada di sekitar kaki gunung, termasuk Desa Wulan Gitang, Desa Lewo, dan beberapa pemukiman lainnya di kawasan Flores Timur. Erupsi tersebut juga disertai dengan lontaran material vulkanik yang menyebar dalam jarak yang cukup jauh. Beberapa aliran lava dan gas panas diperkirakan meluncur menuju lereng gunung, meskipun sebagian besar berada di area yang relatif jarang penduduknya.
Sejak terjadinya erupsi, status Gunung Lewotobi telah dinaikkan oleh pihak PVMBG dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga), yang menunjukkan adanya potensi bahaya yang lebih besar dan mendesak agar warga yang tinggal di radius 5 km dari puncak untuk tetap waspada dan menghindari aktivitas di sekitar area tersebut.
Dampak Erupsi Terhadap Wilayah Sekitar
Erupsi Gunung Lewotobi pada 7 November 2024 ini berdampak signifikan terhadap kehidupan warga di sekitar kaki gunung, khususnya dalam hal kebersihan udara dan ancaman bencana alam. Berikut adalah beberapa dampak yang terjadi akibat erupsi tersebut:
- Abu Vulkanik yang Menutupi Pemukiman dan Ladang Warga
Sebagian besar wilayah yang terdampak oleh hujan abu adalah desa-desa yang terletak di kawasan timur dan tenggara Gunung Lewotobi. Abu vulkanik yang turun ke permukaan menyebabkan gangguan pada kesehatan pernapasan bagi warga yang tidak memakai masker atau pelindung mulut. Selain itu, abu yang menutupi ladang pertanian dan tanaman dapat merusak hasil pertanian dan mengganggu mata pencaharian masyarakat yang bergantung pada sektor pertanian. - Gangguan Transportasi dan Penerbangan
Hujan abu juga berpotensi mengganggu lalu lintas darat dan penerbangan. Sementara itu, abu yang terkandung di udara dapat memengaruhi visibilitas di jalan raya dan membuat kendaraan terhambat. Di sisi lain, meskipun Bandara Ende yang berada agak jauh dari Gunung Lewotobi tidak terdampak langsung oleh erupsi, namun kemungkinan besar pesawat-pesawat yang melintas harus menghindari area tersebut demi keselamatan penerbangan. - Potensi Ancaman Aliran Lahar dan Awan Panas
PVMBG memperkirakan bahwa potensi terjadinya aliran lahar dingin dan awan panas semakin besar mengingat hujan abu yang deras dapat mengalirkan material vulkanik ke sungai-sungai yang ada di sekitar gunung. Hal ini bisa membahayakan pemukiman yang berada di daerah dataran rendah. Oleh karena itu, warga yang tinggal di daerah aliran sungai perlu tetap waspada dan siaga terhadap ancaman bencana susulan. - Kondisi Lingkungan dan Kesehatan
Abu vulkanik yang tercampur dengan udara menyebabkan kualitas udara menurun drastis. Hal ini berdampak pada kesehatan, terutama bagi mereka yang memiliki masalah pernapasan seperti asma atau gangguan paru-paru. Masyarakat diminta untuk memakai masker atau kain penutup hidung dan mulut ketika beraktivitas di luar ruangan untuk mengurangi dampak dari abu vulkanik.
Upaya Penanggulangan dan Evakuasi
Setelah terjadinya erupsi, pihak pemerintah daerah dan tim SAR segera bergerak untuk melakukan pemantauan dan penanggulangan bencana. Warga yang berada dalam radius bahaya langsung diminta untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman. Proses evakuasi berjalan dengan lancar, dan pusat-pusat pengungsian sementara telah disiapkan di beberapa titik yang lebih aman, termasuk di kantor kecamatan dan balai desa terdekat.
Selain itu, BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Flores Timur dan tim dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) juga melakukan penanganan darurat untuk membersihkan abu vulkanik di area yang terkena dampak. Sementara itu, posko-posko pengungsi telah dibuka di beberapa lokasi strategis yang jauh dari kawasan rawan bencana.
Pihak PVMBG juga terus melakukan pemantauan intensif terhadap perkembangan aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi. Mereka mengingatkan masyarakat untuk tetap mematuhi peringatan yang dikeluarkan oleh pihak berwenang terkait potensi erupsi susulan. Pemberitahuan lebih lanjut akan diberikan jika terjadi perubahan signifikan dalam status gunung ini.
Tanggapan Masyarakat dan Pemerintah
Warga sekitar Gunung Lewotobi menyampaikan rasa kekhawatiran mereka terhadap erupsi yang terjadi. Banyak dari mereka yang telah berulang kali mengungsi pada saat gunung ini menunjukkan tanda-tanda aktivitas meningkat. Warga berharap agar pemerintah dapat memberikan bantuan dalam bentuk peralatan pelindung, seperti masker, serta logistik darurat untuk mendukung kebutuhan mereka selama masa pengungsian.
Pemerintah Kabupaten Flores Timur melalui Bupati Flores Timur, Anton Hariyadi, mengimbau agar masyarakat tetap tenang namun waspada. Dalam keterangan persnya, Bupati Hariyadi mengatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan langkah-langkah darurat untuk menangani bencana ini, termasuk pendirian posko pengungsian, pembagian masker, serta penyuluhan mengenai cara-cara evakuasi yang aman bagi masyarakat yang tinggal di sekitar kaki gunung.
“Ini adalah ujian bagi kita semua. Kami mengimbau seluruh warga untuk selalu mematuhi petunjuk yang diberikan oleh tim penyelamat dan aparat setempat. Keamanan dan keselamatan masyarakat adalah prioritas utama kami,” ujar Bupati Anton dalam pernyataan resminya.
Prediksi Aktivitas Gunung Lewotobi Ke Depan
Dengan terjadinya erupsi pada 7 November, pihak PVMBG memprediksi bahwa aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi masih akan berlangsung beberapa waktu ke depan. Meski saat ini status gunung berada pada level Siaga, pihak vulkanologi mengingatkan bahwa potensi erupsi lebih besar masih ada, terutama jika gunung ini mengeluarkan gas dan lava lebih banyak lagi.
“Gunung Lewotobi adalah gunung api yang cukup aktif, dan meskipun kami telah memperingatkan masyarakat, kita harus tetap waspada terhadap potensi erupsi lanjutan,” ujar seorang ahli geologi dari PVMBG.
Kesimpulan
menunjukkan bahwa meskipun gunung ini sudah sering kali meletus, aktivitas vulkaniknya tetap harus diwaspadai. Masyarakat di sekitar daerah rawan bencana diminta untuk tetap waspada dan mematuhi arahan dari pihak berwenang. Proses evakuasi dan penanggulangan bencana sudah dilakukan dengan sigap, namun yang terpenting adalah kesadaran masyarakat untuk selalu mengikuti prosedur keselamatan dalam menghadapi bencana alam. Semoga segala upaya penanggulangan bencana ini dapat meminimalkan dampak dari erupsi dan menjaga keselamatan warga di sekitar Gunung Lewotobi.