Gunung Lewotobi Laki-Laki yang terletak di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, kembali menunjukkan kekuatan vulkaniknya dalam sebuah letusan dahsyat pada tengah malam, Letusan tersebut disertai dengan fenomena alam yang menakutkan, di mana kawasan sekitar gunung dihujani badai petir yang sangat kuat, diikuti dengan semburan kilat yang menyambar puncak gunung. Kejadian ini mengejutkan warga sekitar dan menambah ketegangan di kawasan yang sebelumnya sudah dalam status waspada.
Pray for Lewotobi 🥹😢
— BACOT (@bacottetangga__) November 4, 2024
Gunung Lewotobi Laki-laki di Nusa Tenggara Timur kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya dalam letusan dahsyat pada pukul 12.00 WITA malam tadi. Sebelum letusan terjadi, kawasan sekitar gunung dihujani badai petir yang diikuti semburan kilat di puncak… pic.twitter.com/ZOIKdwaYkb
Letusan tersebut, yang dipicu oleh aktivitas vulkanik yang meningkat, mengirimkan abu vulkanik ke udara, mengarah ke beberapa desa yang berada di lereng gunung. Warga yang tinggal di kawasan yang terdampak segera mengungsi, sementara otoritas setempat langsung meningkatkan kesiagaan dan mengimbau agar masyarakat menjauh dari kawasan berbahaya.
Sebelum Letusan: Badai Petir dan Kilat yang Mengiringi Aktivitas Vulkanik
Aktivitas Gunung Lewotobi Laki-Laki memang telah mendapat perhatian serius sejak beberapa minggu terakhir, dengan peningkatan aktivitas vulkanik yang terpantau melalui alat pengukur seismograf. Namun, tidak ada yang dapat memprediksi bahwa letusan besar akan terjadi pada malam hari yang tenang tersebut. Beberapa jam sebelum letusan terjadi, langit di sekitar kawasan gunung berubah dramatis, dihiasi oleh badai petir yang sangat intens.
Saksi mata yang tinggal di desa-desa sekitar gunung menggambarkan fenomena tersebut sebagai sesuatu yang sangat menakutkan. “Langit tiba-tiba gelap dan disertai petir yang sangat kuat. Kilat menyambar-nyambar ke arah puncak gunung, seperti ada sesuatu yang sedang terjadi di dalam perut gunung itu,” kata Dedi, salah seorang warga Desa Lewoleba yang berjarak sekitar 10 kilometer dari puncak Gunung Lewotobi Laki-Laki.
Para ahli geofisika mengungkapkan bahwa badai petir yang terjadi sebelum letusan bisa jadi merupakan tanda dari proses vulkanik yang berlangsung di dalam gunung. Proses ini bisa memicu pelepasan muatan listrik yang menghasilkan kilat dan petir. Hal ini sudah beberapa kali tercatat terjadi pada gunung-gunung berapi aktif, yang menunjukkan hubungan antara aktivitas vulkanik dan fenomena cuaca ekstrim di sekitarnya.
Letusan Dahsyat pada Pukul 12.00 WITA
Pada pukul 12.00 WITA malam tadi, letusan dahsyat yang diduga berjenis erupsi eksplosif terjadi, mengirimkan material vulkanik berupa abu, pasir, dan batuan ke udara. Letusan ini disertai dengan semburan api yang terlihat jelas dari jarak jauh. Menurut data dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), letusan ini mencapai ketinggian sekitar 2.000 meter dari puncak gunung.
Letusan besar ini mengakibatkan hujan abu yang sangat tebal, yang menutupi desa-desa yang berada di sekitar kaki gunung, seperti Desa Lewoleba, Desa Omesuri, dan beberapa desa lainnya. Abu vulkanik mulai menyelimuti area yang luas, menutupi tanaman, rumah, bahkan jalan-jalan utama yang menghubungkan desa-desa tersebut. Situasi ini memicu kepanikan, karena warga yang sebelumnya telah mendapat informasi tentang potensi erupsi tidak menyangka bahwa letusan sebesar itu akan terjadi begitu mendalam.
“Saya tidak bisa melihat apa-apa. Semua menjadi gelap dan abu turun begitu banyak. Kami segera lari keluar dan berusaha mencari tempat yang lebih aman,” ujar Ratna, seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Desa Lewoleba.
Aktivitas Vulkanik Lewotobi Laki-Laki yang Meningkat
Gunung Lewotobi Laki-Laki, dengan ketinggian sekitar 1.800 meter di atas permukaan laut, merupakan salah satu gunung berapi aktif di Nusa Tenggara Timur. Aktivitas vulkanik gunung ini telah mengalami peningkatan sejak beberapa bulan terakhir. Sebelumnya, gunung ini hanya mengeluarkan letusan kecil berupa semburan abu dan gas yang disertai suara gemuruh, namun dalam beberapa hari terakhir, tanda-tanda peningkatan aktivitas semakin jelas.
Sejak 2024, PVMBG telah memantau lonjakan jumlah gempa vulkanik yang diakibatkan oleh pergerakan magma di bawah permukaan. Pada awal November, pemantauan menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dalam tekanan magma, yang akhirnya mengarah pada letusan yang terjadi pada malam hari tersebut.
“Letusan besar ini adalah puncak dari aktivitas vulkanik yang telah terjadi beberapa waktu belakangan. Kami sudah mengingatkan warga untuk selalu waspada, dan mengimbau mereka untuk mengikuti arahan pemerintah daerah,” ujar Dr. Fajar, seorang ahli vulkanologi yang terlibat dalam pemantauan aktivitas Lewotobi Laki-Laki.
Warga Mengungsi dan Imbauan dari Pemerintah
Setelah letusan terjadi, otoritas setempat segera mengeluarkan peringatan darurat dan meminta warga untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman. Banyak warga yang memilih berlindung di tempat-tempat evakuasi yang telah disediakan oleh pemerintah setempat. Tim SAR dan relawan juga segera dikerahkan untuk membantu proses evakuasi dan memberikan bantuan darurat.
Beberapa desa yang berada di sekitar kaki Gunung Lewotobi Laki-Laki, terutama yang berada dalam radius 5 kilometer dari puncak, telah diminta untuk segera meninggalkan rumah mereka dan menuju tempat pengungsian yang telah ditentukan. Selain itu, jalur transportasi utama menuju kawasan gunung juga ditutup sementara untuk menghindari risiko bahaya lebih lanjut.
“Pemerintah telah menyiapkan tempat pengungsian yang aman bagi warga. Kami juga memberikan bantuan logistik berupa makanan dan perlengkapan darurat,” kata Kepala BPBD Kabupaten Lembata, Agus Santoso, dalam konferensi pers yang dilakukan pasca-erupsi.
Potensi Bahaya Lain yang Mungkin Terjadi
Selain hujan abu yang lebat, para ahli vulkanologi juga memperingatkan adanya potensi bahaya lain yang mungkin terjadi akibat aktivitas vulkanik yang tinggi di Gunung Lewotobi Laki-Laki. Salah satunya adalah ancaman terjadinya lahar panas atau aliran lava yang bisa mengalir ke hilir jika hujan deras mengguyur kawasan tersebut. Jika aliran lahar terjadi, ini dapat membahayakan desa-desa yang berada di sepanjang aliran sungai yang berhulu di gunung tersebut.
Selain itu, terjadinya gempa vulkanik susulan dan semburan gas beracun yang dapat memengaruhi kualitas udara dan kesehatan warga di sekitar gunung juga menjadi perhatian utama. Oleh karena itu, otoritas setempat terus mengimbau agar warga tetap mengikuti prosedur evakuasi dan menghindari kawasan yang dianggap berisiko tinggi.