Kabar Terupdate – Sebuah kasus yang melibatkan orangtua murid dan seorang guru bernama Supriyani kini menjadi viral di media sosial, menyulut kemarahan dan dukungan dari kalangan pendidik di Konawe Selatan. Bu Guru Supriyani, yang dikenal sebagai pengajar berintegritas, dilaporkan ke pihak berwajib oleh orangtua murid, yang akhirnya membuatnya harus mendekam di balik jeruji besi. Kasus ini pun memicu perlawanan dari para guru di wilayah tersebut.
Kejadian bermula ketika Supriyani diduga berselisih paham dengan orangtua salah satu muridnya terkait metode mengajar. Orangtua murid tersebut, yang merasa tidak puas, melaporkan Bu Supriyani ke polisi atas tuduhan perlakuan tidak menyenangkan terhadap anaknya. Tak lama setelah laporan tersebut, Bu Supriyani ditahan dan menjalani proses hukum.
ortu murid yg penjarakan bu guru supriyani dapat perlawanan dr para guru2 di konawe selatan. Semangat semuanya saya dan byk orang2 mendukung bu supriyani. pic.twitter.com/0EflWSJmvB
— Umar Al Chelsea (@UmarSyadatHsb__) October 24, 2024
Kasus ini langsung menyebar luas dan viral di media sosial, memicu beragam reaksi dari masyarakat. Banyak warganet yang mempertanyakan apakah penahanan Bu Supriyani layak, mengingat banyak yang menganggap kasus ini seharusnya bisa diselesaikan secara kekeluargaan. “Ini sangat berlebihan. Guru yang mengajar dengan niat baik malah dijebloskan ke penjara hanya karena perbedaan pandangan,” ujar salah satu komentar di platform sosial media.
Merespon situasi viral ini, para guru di Konawe Selatan pun bersatu untuk memberikan dukungan kepada Supriyani.
Mereka menggelar aksi solidaritas dan mendesak agar proses hukum terhadap Bu Supriyani ditinjau kembali. “Kami tidak akan tinggal diam melihat rekan kami diperlakukan seperti ini. Supriyani adalah guru yang berdedikasi, dan kejadian ini mencederai hati seluruh guru di sini,” tegas seorang perwakilan dari serikat guru setempat dalam aksi tersebut.
Para guru juga menyuarakan keresahan mereka terhadap kriminalisasi guru yang semakin marak. Menurut mereka, pendidikan adalah wilayah yang membutuhkan dialog dan pengertian, bukan ancaman hukum. “Jika terus seperti ini, para guru akan merasa takut untuk mendidik dengan tegas. Kami butuh perlindungan hukum, bukan intimidasi,” ujar salah satu guru dalam orasinya.
Aksi solidaritas ini tidak hanya dilakukan di dunia nyata, tetapi juga mendapat dukungan besar di media sosial. Tagar #BebaskanBuGuruSupriyani pun menjadi viral, dengan ribuan unggahan yang menggaungkan dukungan untuk guru yang mereka anggap tidak bersalah ini. Warganet beramai-ramai menyatakan simpati mereka kepada Bu Supriyani dan menyerukan agar sistem pendidikan lebih adil terhadap para pengajar.
Pernyataan dari para guru.
Di sisi lain, pihak keluarga murid yang melaporkan Supriyani menyatakan bahwa mereka hanya ingin mencari keadilan bagi anaknya. “Kami merasa apa yang dilakukan oleh Bu Guru Supriyani kepada anak kami sudah melewati batas,” ujar salah satu anggota keluarga. Namun, pernyataan ini justru memperpanjang polemik di kalangan warganet yang merasa situasi tersebut seharusnya tidak berakhir di meja hijau.
Saat ini, kasus tersebut masih dalam proses hukum dan belum ada keputusan final. Namun, tekanan dari masyarakat dan komunitas guru tampaknya tidak akan surut dalam waktu dekat. “Kami akan terus memperjuangkan Bu Supriyani sampai keadilan ditegakkan,” pungkas salah seorang guru yang ikut dalam aksi solidaritas tersebut.
Kasus ini menjadi sorotan nasional dan membuka diskusi lebih luas tentang hubungan antara guru, murid, dan orangtua dalam konteks pendidikan. Banyak pihak yang berharap kasus ini bisa menjadi pembelajaran agar hubungan tersebut dibangun dengan dialog yang lebih baik, tanpa melibatkan langkah-langkah hukum yang merugikan pihak mana pun.