Kabar Terupdate- Ni Nengah Rusmini, ibunda dari Putu Satria Ananta Rustika (19), taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) yang tewas dianiaya senior, berharap mendiang putranya mendapat keadilan dalam sidang yang akan digelar pada Selasa (22/10/2024). “Semoga sidang berjalan lancar, dan keadilan tertinggi milik almarhum Rio (Putu Satria Ananta Rustika),” kata Rusmini saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (21/10/2024). Rusmini dan keluarga sudah menunggu momen persidangan ini selama lima bulan, sejak Putu Satria tewas.
Ia berharap sidang perdana yang akan digelar pada Selasa besok di Pengadilan Negeri Jakarta Utara (PN Jakut) berjalan lancar. “Rasanya bagai secercah cahaya yang muncul di tengah kegelapan,” ucap Rusmini.
Rusmini pun berharap para pelaku penganiayaan yang menewaskan putranya mendapat hukuman seberat-beratnya agar kejadian serupa tak terulang.
“Pelaku yang terlibat dihukum seberat-beratnya, agar ada efek jera dan sebagai pembelajaran bagi mahasiswa kedinasan yang lain, agar tidak mengulangi tindakan serupa,” ujar dia.
Sebagai informasi, Putu tewas usai dianiaya oleh seniornya sendiri, Tegar Rafi Sanjaya (21), di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP), Jakarta Utara, Jumat (3/5/2024). Selain tegar, tiga senior Putu yang lain yakni A, W, dan K juga ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini.
Tegar dan ketiga temannya menilai Putu kurang sopan karena memasuki ruang kelas menggunakan pakaian olahraga. Akhirnya, salah seorang pelaku berinisial A memanggil Putu untuk turun ke lantai dua dan menggiring korban masuk ke kamar mandi pria.
A juga berperan sebagai pengawas selama proses kekerasan itu dilakukan. Sementara W dan K adalah orang yang mendorong Tegar untuk memukul Putu. Tegar memukul Putu sebanyak lima kali di bagian ulu hatinya hingga terkapar dan lemas. Melihat situasi tersebut, Tegar panik dan berusaha menolong dengan menarik lidah Putu. Namun, tindakan tersebut justru membuat kondisi Putu semakin buruk, menutup jalur pernapasannya hingga akhirnya tewas.