Bandung — Insiden kecelakaan tragis kembali terjadi di Kota Bandung pada Sabtu, 14 Oktober 2024. Seorang pria yang merupakan warga sekitar diduga mengalami depresi, nekat berdiri di tengah rel dan tertabrak kereta api yang melintas. Peristiwa ini membuat warga sekitar terguncang dan menambah panjang daftar kecelakaan serupa yang terjadi di kawasan tersebut.
Trigger Warning
— BACOT (@bacottetangga__) October 16, 2024
Kejadian orang tertabr4k kereta kembali terjadi di kota Bandung. Pria warga sekitar itu diduga depr3si sehingga melakukan aksi nek4t tersebut.
Manajer Humas PT KAI Daop 2 Bandung Ayep Hanafi menyebut kejadian itu terjadi pada Selasa 15 Oktober 2024.
perlintasan… pic.twitter.com/yR63g74wY4
Kronologi Kejadian
Kecelakaan tersebut terjadi di jalur kereta api yang melintasi wilayah Kecamatan Andir, Kota Bandung, sekitar pukul 17.30 WIB. Menurut saksi mata di lokasi kejadian, pria tersebut tampak berjalan sendirian menuju rel kereta dengan ekspresi yang menunjukkan kebingungan. Beberapa warga sempat berusaha memanggilnya dan memberi peringatan agar menjauh dari rel, namun pria itu tidak merespon.
Ketika kereta api datang, pria tersebut berdiri diam di tengah rel tanpa berusaha menghindar. Masinis kereta telah membunyikan klakson berkali-kali, namun jarak yang sudah terlalu dekat membuat kecelakaan tidak bisa dihindari. Pria tersebut tewas di tempat akibat benturan keras dengan kereta yang sedang melaju.
Dugaan Depresi
Warga sekitar yang mengenal korban menyebutkan bahwa pria tersebut telah lama menunjukkan tanda-tanda depresi. Beberapa tetangga korban mengatakan bahwa belakangan ini ia sering terlihat murung dan jarang berinteraksi dengan orang lain. Ada dugaan bahwa tekanan emosional yang dialaminya menjadi penyebab tindakan nekat tersebut.
“Dia sering terlihat termenung sendirian, jarang berbicara dengan siapa-siapa. Kami khawatir dia mengalami depresi,” ujar salah satu tetangga korban yang tak mau disebutkan namanya.
Keluarga korban juga membenarkan bahwa pria tersebut tengah menghadapi masalah pribadi yang cukup berat, yang diduga memperparah kondisi mentalnya. Namun, mereka tidak menyangka bahwa kondisi mentalnya akan memburuk hingga membuatnya nekat melakukan aksi yang tragis ini.
Tindakan Kepolisian
Setelah kejadian tersebut, pihak kepolisian segera datang ke lokasi untuk melakukan olah TKP (Tempat Kejadian Perkara) dan mengevakuasi jenazah korban. Jenazah pria tersebut kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Bandung untuk dilakukan autopsi.
Kapolsek Andir, AKP Rendra, dalam keterangannya menyatakan, “Kami masih mendalami insiden ini, namun dari keterangan saksi dan keluarga, diduga kuat korban mengalami depresi sebelum melakukan aksi nekat tersebut. Kami akan terus memeriksa lebih lanjut untuk memastikan penyebab kejadian.”
Pihak kepolisian juga mengimbau masyarakat untuk lebih memperhatikan orang-orang di sekitarnya, terutama mereka yang menunjukkan tanda-tanda depresi atau masalah mental. Kepolisian berharap tindakan pencegahan dan perhatian dari keluarga serta lingkungan bisa membantu menghindari kejadian serupa di masa depan.
Meningkatnya Kasus Kecelakaan Kereta
Kejadian tertabrak kereta di Kota Bandung bukanlah yang pertama kali terjadi. Dalam beberapa tahun terakhir, kecelakaan di jalur kereta api kerap terjadi, terutama di kawasan yang padat penduduk. Banyak dari insiden tersebut melibatkan orang-orang yang diduga mengalami depresi atau masalah kesehatan mental lainnya.
Pihak PT Kereta Api Indonesia (KAI) juga menyatakan prihatin atas kejadian ini dan berjanji akan terus memperkuat pengawasan di sekitar jalur kereta, terutama di wilayah yang rawan kecelakaan. Mereka juga mengimbau masyarakat untuk selalu berhati-hati saat berada di dekat rel kereta dan tidak mendekati jalur rel jika tidak ada keperluan.
“Kami terus berupaya meningkatkan keamanan di sekitar jalur kereta dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga jarak aman dari rel. Namun, partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga keamanan diri juga sangat penting,” ujar juru bicara PT KAI.
Pentingnya Perhatian Terhadap Kesehatan Mental
Kasus ini menjadi pengingat bahwa masalah kesehatan mental, seperti depresi, bisa berujung pada tindakan yang membahayakan nyawa jika tidak ditangani dengan baik. Pihak berwenang dan lembaga kesehatan mengimbau masyarakat untuk lebih peka terhadap kondisi mental orang-orang di sekitarnya.
Psikolog setempat, Dr. Rina Maharani, menambahkan, “Depresi adalah kondisi serius yang sering kali tidak terlihat di permukaan. Orang yang mengalaminya bisa merasa putus asa hingga melakukan tindakan ekstrem. Jika ada teman atau keluarga yang menunjukkan tanda-tanda depresi, segera ajak mereka berbicara dan cari bantuan profesional.”
Kesimpulan
Insiden kecelakaan di Kota Bandung ini menambah panjang daftar tragedi yang melibatkan orang-orang dengan gangguan kesehatan mental. Pihak kepolisian, keluarga, dan masyarakat diimbau untuk bekerja sama dalam mencegah kasus serupa terjadi lagi di masa depan. Harapannya, dengan lebih banyak perhatian terhadap kesehatan mental, tindakan nekat yang berujung pada kematian seperti ini bisa dihindari.