Kasus Bunuh Diri Mahasiswa Untar: Dugaan “Bullying” dan Stres Skripsi Dibantah, Apa Motifnya?

Kabar Terupdate- Kematian mahasiswi Universitas Tarumanagara (Untar) berinisial E (18) yang bunuh diri dengan melompat dari gedung kampusnya pada Jumat (4/10/2024) masih menyisakan misteri.

Polisi hingga kini belum menemukan penyebab jelas mengapa E memilih mengakhiri hidupnya. Temuan Sajak Berbahasa Mandarin Polisi menemukan buku kecil berisi sajak berbahasa Mandarin di dalam tas milik E. Kapolsek Grogol Petamburan Kompol Reza Hafidz Gumilang menjelaskan bahwa polisi telah berusaha menerjemahkan sajak tersebut.

“Yang jika diartikan secara umum oleh keluarga maupun kami dengan menggunakan Google Translate, itu hanya berisi sajak mengenai kehidupan,” kata Reza kepada wartawan, Senin (7/10/2024).

Namun, polisi masih belum bisa menyimpulkan motif di balik tindakan E. Reza juga mengungkapkan bahwa tidak ada hal mencurigakan yang ditemukan dalam pemeriksaan ponsel dan barang-barang milik E.

Dugaan Bullying Masih Diselidiki Polisi sedang menelusuri dugaan adanya bullying sebagai salah satu faktor yang memengaruhi keputusan E untuk bunuh diri. “Kami masih membuka semua kemungkinan, termasuk dugaan bullying,” kata Reza.

Polisi telah meminta keterangan dari teman-teman dan keluarga E untuk memperdalam penyelidikan. “Kami akan mendalami lebih lanjut dengan meminta keterangan dari teman-teman maupun pihak kampus,” tambahnya. Meskipun telah mengumpulkan beberapa informasi mengenai alasan E bunuh diri, Reza menegaskan bahwa polisi tidak akan menyimpulkan berdasarkan isu-isu liar yang beredar di media sosial. Untar Bantah Adanya Bullying Pihak Universitas Tarumanagara (Untar) memastikan bahwa E bukan korban bullying atau perundungan.

Untar Bantah Adanya Bullying Pihak Universitas Tarumanagara (Untar) memastikan bahwa E bukan korban bullying atau perundungan.

“Tidak ada istilah karena bullying dan sebagainya. Kami pastikan itu tidak ada,” ujar Kepala Bidang Humas Untar, Paula T. Anggarina, dalam wawancara terpisah. E diketahui baru masuk kampus sekitar dua bulan lalu, pada tahun ajaran 2024. Paula juga menegaskan bahwa tidak ada kegiatan orientasi berlebihan saat penerimaan mahasiswa baru.

“Tidak ada lagi kegiatan ospek seperti dahulu. Hanya pengenalan kampus, materi bela negara, kesehatan mental, dan lain-lain,” jelasnya. Isu Gagal Skripsi Dibantah Paula juga menegaskan bahwa rumor yang menyebut E bunuh diri karena skripsi adalah tidak benar.

Menurut Paula, E adalah mahasiswa baru angkatan 2024 dan belum menempuh proses skripsi. “Korban baru berkuliah selama tujuh pekan, jadi belum masuk tahap skripsi,” kata Paula. Paula memastikan bahwa E belum terlalu dekat dengan teman-temannya di kampus, mengingat masa perkuliahannya yang masih sangat singkat.

Isu mengenai skripsi E pertama kali muncul di media sosial dari akun X @folkshittmedia, yang mengunggah narasi bahwa E bunuh diri karena proposal skripsinya ditolak. Namun, pihak kampus menegaskan bahwa informasi tersebut adalah hoaks.

Kontak bantuan Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.

Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri. Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada. Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *