Kabar Terupdate- Di tengah perkembangan teknologi dan perubahan sosial yang cepat, muncul fenomena baru di kalangan siswa yang sering disebut sebagai “generasi manja.
Istilah ini merujuk pada anak-anak muda yang enggan diatur dan cenderung menolak otoritas, termasuk guru di sekolah. Kondisi ini menjadi sorotan dalam diskusi terbaru di kalangan pendidik dan orang tua mengenai tantangan yang dihadapi dalam dunia pendidikan saat ini.
Menurut beberapa guru, banyak siswa saat ini menunjukkan sikap kurang menghargai aturan dan tata tertib yang diterapkan di sekolah. “Mereka lebih memilih kebebasan dan merasa berhak untuk menentukan apa yang ingin mereka lakukan, bahkan jika itu bertentangan dengan norma yang ada,” ungkap seorang guru di SMK Negeri 1 Pemalang.
Fenomena ini, menurut para ahli, tidak lepas dari pengaruh lingkungan sosial dan perkembangan teknologi. Dengan akses informasi yang mudah melalui internet dan media sosial, generasi muda merasa lebih berdaya dan cenderung memiliki sikap skeptis terhadap otoritas. Hal ini menyebabkan mereka sulit menerima kritik atau aturan yang dianggap mengikat.
Kendati demikian, beberapa guru berpendapat bahwa tantangan ini harus dihadapi dengan pendekatan yang lebih positif. “Alih-alih menekan mereka, kita harus mencari cara untuk melibatkan siswa dalam proses pembelajaran dan memberikan ruang bagi mereka untuk berpendapat,” kata salah satu pendidik.
Orang tua juga memiliki peran penting dalam membentuk sikap anak. Diperlukan kolaborasi antara guru dan orang tua untuk mengedukasi anak tentang pentingnya disiplin dan tanggung jawab. “Komunikasi yang baik antara sekolah dan rumah bisa menjadi kunci untuk mengatasi masalah ini,” tambah seorang psikolog pendidikan.
Di tengah tantangan ini, penting bagi para pendidik dan orang tua untuk bersikap bijaksana dalam membimbing generasi muda agar tetap menghargai nilai-nilai disiplin dan menghormati otoritas, sekaligus memberikan ruang bagi mereka untuk berekspresi dan berkembang secara positif.