Malang – Tragedi mengerikan menimpa seorang bocah berusia 5 tahun berinisial AR, yang ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan setelah dilaporkan hilang selama seminggu. Jenazah bocah malang tersebut ditemukan hangus terbakar di area hutan di pinggiran kota Malang pada Kamis (5/10/2024). Lebih tragis lagi, bola mata korban dilaporkan hilang, menambah misteri di balik kasus ini.
INNALILLAHI 🥲
— BACOT (@bacottetangga__) October 7, 2024
Hilang Selama Seminggu, Bocah 5 Tahun Ditemukan Tewas Gosong, Bola Mata Hilang ‼️
Heboh bocah 5 tahun berinisial P yang hilang selama seminggu dan ditemukan tewas di bawah gardu listrik di Jambi.
Banyak warganet yan menduga bahwa bocah malang itu diduga menjadi… pic.twitter.com/mQF8JM9hBK
Kronologi Hilangnya Korban
AR dilaporkan hilang oleh keluarganya pada Kamis pekan lalu. Orang tua korban mengatakan bahwa AR terakhir terlihat bermain di sekitar rumahnya di sebuah desa terpencil di Malang, namun setelah itu ia tidak pulang. Pencarian langsung dilakukan oleh keluarga, warga sekitar, dan pihak berwenang, namun hasilnya nihil hingga akhirnya tubuh korban ditemukan dalam kondisi yang sangat mengenaskan.
Pihak keluarga awalnya berharap AR hanya tersesat di sekitar hutan, namun harapan itu sirna setelah seorang warga yang sedang mencari kayu menemukan tubuh korban dalam kondisi hangus terbakar. “Kami tidak bisa berkata apa-apa, ini terlalu menyakitkan. Anak kami hilang, dan kami menemukannya dalam kondisi seperti ini,” ujar ayah korban sambil menahan tangis.
Penemuan Tubuh Korban
Penemuan jasad AR yang hangus terbakar membuat geger warga setempat. Tubuh korban ditemukan di sebuah hutan di pinggir desa, sekitar 5 kilometer dari rumahnya. Yang membuat situasi semakin tragis adalah kondisi jasad yang sudah gosong serta bola mata yang hilang, membuat spekulasi bahwa bocah malang tersebut mungkin menjadi korban kejahatan sadis.
Polisi segera tiba di tempat kejadian setelah mendapatkan laporan dari warga yang menemukan jasad korban. “Kami masih menyelidiki kasus ini dan belum bisa menyimpulkan penyebab pasti kematian. Namun, kondisi jasad korban menimbulkan dugaan kuat bahwa ada tindakan kekerasan yang disengaja sebelum korban tewas,” ungkap Kapolsek setempat, AKP Rudi Santoso, saat konferensi pers.
Penyelidikan Polisi dan Dugaan Pembunuhan
Kasus kematian AR langsung ditangani oleh tim investigasi gabungan dari Polres Malang. Hingga kini, polisi masih mengumpulkan bukti-bukti di lokasi penemuan jasad serta memeriksa saksi-saksi di sekitar tempat kejadian. Selain itu, pihak kepolisian telah meminta autopsi dilakukan terhadap jenazah korban untuk mengetahui penyebab pasti kematian dan waktu terjadinya tindak kekerasan.
“Kami mencurigai bahwa korban tewas sebelum tubuhnya dibakar. Hilangnya bola mata juga menimbulkan dugaan bahwa ini mungkin terkait dengan motif tertentu,” ujar seorang sumber dari kepolisian yang tidak ingin disebutkan namanya.
Polisi juga tengah menyelidiki kemungkinan keterlibatan pihak lain yang mungkin mengenal korban atau keluarganya. “Saat ini, kami belum dapat mengesampingkan adanya motif pembunuhan berencana atau tindakan sadis yang melibatkan lebih dari satu pelaku,” tambahnya.
Reaksi Warga dan Keluarga
Kematian tragis AR menyisakan duka mendalam bagi keluarga dan masyarakat setempat. Banyak warga desa yang tidak percaya bahwa peristiwa mengerikan seperti ini bisa terjadi di lingkungan mereka. “Kami semua sangat terkejut dan tidak percaya bahwa bocah yang begitu ceria harus berakhir seperti ini. Kami berharap polisi bisa segera menemukan siapa pelakunya,” ujar seorang tetangga korban.
Keluarga korban, yang hingga kini masih terpukul oleh kejadian ini, berharap agar pihak berwajib bisa segera menangkap pelaku dan menghukum mereka seberat-beratnya. “Kami ingin keadilan untuk anak kami. Ini adalah tindakan yang sangat biadab, dan pelakunya harus dihukum seberat mungkin,” tegas ibu korban dalam pernyataan singkat kepada media.
Pentingnya Pengawasan Anak
Kasus ini kembali mengingatkan kita akan pentingnya pengawasan terhadap anak-anak, terutama di lingkungan yang rawan. Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) menyerukan agar orang tua lebih waspada dan selalu memperhatikan aktivitas anak-anak mereka, terutama saat bermain di luar rumah. “Kasus-kasus seperti ini bisa dicegah jika ada pengawasan yang lebih ketat terhadap anak-anak, terutama di lingkungan yang sepi atau berisiko,” ungkap Arist Merdeka Sirait, Ketua LPAI.
Kesimpulan
Kematian tragis AR yang ditemukan dalam kondisi hangus terbakar dan bola matanya hilang telah mengguncang banyak pihak. Kasus ini menjadi prioritas penyelidikan bagi pihak kepolisian, yang bertekad untuk menangkap pelaku di balik kejadian sadis ini. Warga dan keluarga korban kini menanti kepastian hukum agar keadilan dapat ditegakkan bagi AR yang kehilangan nyawanya dengan cara yang begitu tragis.