Kabar TerupdateJagat media sosial diguncang oleh kabar tragis yang datang dari Universitas Tarumanagara (Untar), Jakarta. Seorang mahasiswi berinisial R (22), diduga melakukan percobaan bunuh diri dengan melompat dari lantai 4 gedung kampusnya. Berita ini viral dan memicu perdebatan mengenai tekanan mental yang sering dialami oleh mahasiswa, khususnya mereka yang tengah menghadapi tugas akhir seperti skripsi. Berikut adalah cerita lengkap di balik peristiwa yang memilukan ini.
video : pic.twitter.com/KBxf5uC5p3
— Folkshitt (@folkshittmedia) October 5, 2024
Latar Belakang Tekanan Akademik
R merupakan mahasiswi semester akhir yang sedang berjuang menyelesaikan skripsinya. Menurut teman-teman dekatnya, selama beberapa bulan terakhir R mengalami tekanan mental yang luar biasa akibat revisi skripsi yang terus menerus. Ia telah beberapa kali mengajukan proposal skripsi, namun setiap kali proposalnya selalu dikembalikan oleh dosen pembimbing untuk diperbaiki. Tekanan dari dosen yang meminta perbaikan, ditambah harapan keluarganya agar segera lulus, membuat R merasa tertekan.
Selain itu, beban akademik yang tinggi dan ketatnya tenggat waktu untuk kelulusan semakin memperparah kondisi psikologisnya. Beberapa teman sekelasnya mengungkapkan bahwa belakangan ini R tampak lebih pendiam dan sering kali mengeluh merasa tidak mampu menyelesaikan skripsinya. R bahkan sempat berkata kepada seorang temannya bahwa ia merasa terjebak dan tidak melihat jalan keluar dari masalah yang ia hadapi.
Hari Kejadian
Pada hari yang naas itu, R datang ke kampus seperti biasa. Namun, suasana hatinya tampak berbeda dari biasanya. Pagi itu, ia terlihat lebih murung dan sering menyendiri. Beberapa teman sekelasnya melihat bahwa R tampak cemas, tetapi tidak ada yang menduga bahwa sesuatu yang tragis akan terjadi.
Sekitar pukul 13.30 siang, R ditemukan berada di balkon lantai 4 salah satu gedung kampus. Saksi mata di lokasi menyebutkan bahwa R berdiri sendirian, menatap kosong ke arah bawah gedung. Mahasiswa lain yang berada di sekitar awalnya tidak menyadari maksud dari tindakan R, hingga tiba-tiba ia melompat tanpa peringatan. Beberapa orang sempat mendengar teriakan kaget saat R jatuh. Situasi langsung berubah menjadi panik ketika tubuh R jatuh menghantam lantai bawah dengan keras.
Respon dan Penyelamatan
Setelah kejadian tersebut, suasana kampus Untar langsung berubah mencekam. Mahasiswa yang berada di sekitar lokasi segera berkerumun, sementara petugas keamanan kampus langsung menghubungi ambulans. R segera dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi kritis. Tim medis melakukan tindakan darurat untuk menyelamatkan nyawanya, namun hingga berita ini viral, kondisi R masih belum stabil.
Berita tentang kejadian ini dengan cepat menyebar di media sosial, mengundang berbagai reaksi. Banyak netizen yang merasa prihatin dan menyesalkan bagaimana tekanan akademik yang begitu besar bisa berujung pada tragedi seperti ini. Banyak juga yang membagikan kisah pribadi mereka tentang bagaimana stres dan tekanan dari tugas akhir sering kali tidak mendapat perhatian yang cukup dari pihak kampus dan dosen.
Isu Tekanan Akademik dan Kesehatan Mental
Dalam diskusi yang berkembang di media sosial, banyak mahasiswa yang ikut bersuara tentang pengalaman mereka menghadapi tekanan yang sama seperti R. Isu kesehatan mental di kalangan mahasiswa menjadi sorotan utama. Tagar #TekananSkripsi dan #KesehatanMentalMahasiswa mulai ramai digunakan oleh warganet, menunjukkan betapa banyaknya mahasiswa yang merasa bahwa tekanan akademik, terutama terkait penyelesaian skripsi, bisa sangat mempengaruhi kondisi mental mereka.
Banyak yang menilai bahwa sistem pendidikan yang terlalu menekankan hasil akademis tanpa mempertimbangkan kesejahteraan mental para mahasiswa harus diubah. Tekanan untuk lulus tepat waktu, ekspektasi keluarga, serta tuntutan dosen pembimbing sering kali menjadi kombinasi yang membuat mahasiswa merasa terjebak dan kewalahan. Sejumlah pengguna media sosial menyerukan agar kampus lebih peduli terhadap kesehatan mental mahasiswa dengan menyediakan layanan konseling yang lebih mudah diakses serta mengurangi tekanan berlebihan.
Respon Kampus dan Langkah Lanjutan
Pihak Universitas Tarumanagara segera merilis pernyataan resmi menyusul kejadian ini. Mereka menyatakan keprihatinan yang mendalam atas insiden tersebut dan berjanji akan memberikan bantuan penuh kepada keluarga R serta memastikan bahwa layanan konseling bagi mahasiswa akan ditingkatkan. Pihak kampus juga berkomitmen untuk melakukan evaluasi terkait beban akademik yang dirasakan oleh mahasiswa, khususnya mereka yang tengah menyelesaikan skripsi.
Namun, banyak mahasiswa yang merasa bahwa langkah-langkah ini belum cukup. Mereka berharap kampus tidak hanya meningkatkan fasilitas konseling, tetapi juga mengubah sistem bimbingan skripsi yang sering kali terlalu menekan mahasiswa dengan revisi yang tidak jelas dan tenggat waktu yang ketat. Banyak mahasiswa yang mengharapkan agar dosen lebih peka terhadap kondisi mental mahasiswa dan tidak hanya fokus pada pencapaian akademik semata.
Penutup
Peristiwa ini menjadi pengingat yang sangat tragis tentang pentingnya memperhatikan kesehatan mental di lingkungan pendidikan. Tekanan akademik yang terus meningkat tanpa dukungan emosional yang memadai bisa berdampak fatal, seperti yang dialami oleh R. Di tengah simpati dan doa untuk kesembuhan R, banyak pihak berharap agar tragedi ini bisa menjadi pembelajaran bagi semua, baik bagi kampus, dosen, mahasiswa, dan keluarga.
Ke depan, penting bagi semua pihak untuk lebih memahami bahwa di balik tugas-tugas akademik yang tampak sederhana, ada beban mental yang sangat besar yang harus ditanggung oleh mahasiswa. Dukungan, kepedulian, dan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya kesehatan mental di dunia pendidikan diharapkan bisa mencegah kejadian serupa terulang kembali.