Viral! Mahasiswi UNTAR Diduga Bunuh Diri karena Skripsi, Publik Terpukul!

Viral! Mahasiswi UNTAR diduga bunuh diri karena stres skripsi. Tragedi ini memicu perhatian publik tentang pentingnya kesehatan mental di dunia pendidikan.

Kabar Terupdate – Kasus tragis kembali mencuat ke permukaan dunia maya! Kali ini, kabar duka datang dari kampus Universitas Tarumanagara (UNTAR), Jakarta. Seorang mahasiswi berinisial M diduga bunuh diri akibat tekanan dan stres berat yang dipicu oleh proses penyusunan skripsi. Kabar ini langsung menjadi viral di media sosial, membuat banyak orang terkejut dan ikut merasakan kesedihan yang mendalam.

Tekanan Skripsi yang Tak Terhindarkan

Menyusun skripsi memang sering kali menjadi momok bagi mahasiswa tingkat akhir. Dalam kasus ini, banyak dugaan bahwa tekanan akademik yang dirasakan oleh M semakin memperburuk kondisinya. Berdasarkan keterangan dari beberapa teman dekatnya, M sudah beberapa bulan terakhir sering mengeluh tentang sulitnya menyelesaikan skripsi. Tidak hanya itu, dia juga disebut sering mengalami tidak tidur cukup, merasa cemas, dan terus-menerus khawatir akan kelulusan.

“Dia sering cerita kalau skripsinya susah banget, dosennya juga susah dihubungi. Kadang dia suka bilang, ‘Aku capek banget, kayak nggak kuat lagi’, tapi kita nggak pernah nyangka bakal kejadian kayak gini,” ujar salah satu temannya yang tidak ingin disebutkan namanya.

Sinyal Bahaya yang Terabaikan jadi viral

Beberapa temannya juga menyebutkan bahwa M sempat menunjukkan tanda-tanda depresi, seperti menarik diri dari lingkungan sosialnya, sering menyendiri, dan menghindari percakapan terkait akademik. Namun, sayangnya, sinyal-sinyal tersebut tampaknya tidak cukup disadari oleh orang di sekitarnya. Mereka mengira bahwa itu adalah hal biasa yang dialami oleh mahasiswa yang sedang menghadapi tekanan akhir studi.

Salah satu temannya bahkan sempat memberikan dukungan moral kepada M. “Aku bilang ke dia kalau kita semua ngerasa stres juga, tapi mungkin buat dia, tekanan itu udah lebih dari yang bisa dia tahan,” ungkapnya sedih.

Viral Mahasiswi Ditemukan dalam Kondisi Tak Bernyawa

Kabar duka ini mulai viral setelah salah satu teman sekamarnya menemukan M dalam keadaan tak bernyawa di kamar kosnya. Pihak kepolisian yang langsung menangani kasus ini menyebutkan bahwa indikasi bunuh diri memang terlihat jelas, namun mereka masih menunggu hasil investigasi lebih lanjut untuk memastikan motif sebenarnya.

Peristiwa ini segera menyebar luas di media sosial dan memicu gelombang empati dari para netizen. Banyak yang berduka dan merasa prihatin atas kejadian ini, terutama karena tekanan skripsi adalah sesuatu yang hampir semua mahasiswa alami di tahap akhir pendidikan mereka.

Viral

Netizen Bereaksi: “Skripsi Bukan Akhir dari Segalanya!”

Tak lama setelah berita ini mencuat, berbagai reaksi netizen mulai membanjiri linimasa Twitter, Instagram, dan TikTok. Banyak mahasiswa yang merasa relate dengan situasi M, terutama karena mereka juga pernah mengalami tekanan yang sama saat menyelesaikan skripsi.

“Skripsi memang berat, tapi sampai tega bunuh diri? Ini harus jadi pelajaran buat kita semua kalau kesehatan mental itu penting banget, nggak bisa disepelekan,” tulis salah satu pengguna Twitter.

“Skripsi itu bukan segalanya, hidup kita masih panjang. Kalau merasa nggak kuat, jangan ragu buat cari bantuan. Ini sedih banget,” ujar netizen lainnya, menyoroti pentingnya mencari dukungan ketika menghadapi stres akademik.

Selain itu, banyak juga yang meminta agar dukungan psikologis bagi mahasiswa tingkat akhir lebih diperhatikan, baik oleh keluarga, teman, maupun pihak kampus. Banyak yang menilai bahwa mahasiswa tidak seharusnya dibiarkan berjuang sendiri melawan tekanan berat akademik tanpa bimbingan yang cukup.

Seruan untuk Perhatian Lebih Terhadap Kesehatan Mental

Kasus ini juga membuka mata banyak pihak terkait pentingnya kesehatan mental di dunia pendidikan. Tekanan akademik, khususnya skripsi, sering kali menjadi faktor utama yang memicu stres, kecemasan, dan bahkan depresi. Beberapa netizen juga menyoroti bahwa beban mental yang dirasakan mahasiswa sering kali dianggap sepele, baik oleh dosen maupun lingkungan sekitar.

“Ini sebenarnya bukan soal skripsi aja, tapi soal bagaimana kita sering kali merasa sendiri saat menghadapi tekanan besar. Penting banget buat punya support system yang bisa dengerin dan bantu kita lewatin masa-masa sulit,” ujar seorang pengguna Instagram dalam kolom komentar.

Banyak yang berharap agar kampus lebih peduli dengan kondisi mahasiswa mereka, terutama terkait masalah mental health. Beberapa mahasiswa juga menyarankan agar pihak kampus menyediakan layanan konseling yang lebih mudah diakses dan memperhatikan kesejahteraan mahasiswanya, terutama yang sedang berjuang menyelesaikan tugas akhir.

UNTAR Belum Beri Pernyataan Resmi

Hingga saat ini, Universitas Tarumanagara (UNTAR) belum memberikan pernyataan resmi terkait kejadian ini. Namun, banyak yang berharap bahwa pihak kampus segera mengambil tindakan untuk memberikan perhatian lebih terhadap kesejahteraan mahasiswanya.

Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi lainnya juga mulai mengangkat isu serupa, mengingat bahwa tekanan skripsi adalah masalah umum yang sering dihadapi di banyak kampus di seluruh Indonesia. Mereka berharap kejadian seperti ini tidak terulang lagi di masa depan dan meminta agar seluruh lembaga pendidikan memberikan ruang bagi mahasiswanya untuk bisa berbicara tentang beban yang mereka rasakan tanpa takut dihakimi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *