Kabar Terupdate- Seorang mahasiswa asal Pontianak inisial F (20) ditemukan tewas di dalam kamar kosnya di Gang Pisang, Kelurahan Sekaran, Gunungpati, Kota Semarang.
F mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di kusen kamarnya. Berikut fakta-faktanya.
Viral di Medsos
Kabar mahasiswa bunuh diri ramai beredar di media sosial. Salah satunya diunggah oleh akun Instagram @infokejadian_semarang. Dalam unggahan itu tampak sejumlah polisi tengah mendatangi tempat kejadian perkara. Di lokasi juga ditemukan surat wasiat korban untuk keluarganya. Berdasarkan KTP korban, diketahui ia merupakan warga asli Pontianak, Kalimantan Barat.
“Seorang mhswa ditemukan ngndt di kamar kos daerah Sekaran Unnes. KTP Kalimantan Barat, Kab. Kuburaya. Sudah ditangani jajaran kepolisian
Awal Ditemukan Tewas
Salah seorang tetangga kos korban, Tri (48) mengatakan kejadian itu diketahui sehabis Magrib, Kamis (3/10).
“Setahu saya (kejadian) habis Maghrib. Ada ramai-ramai habis Maghrib. Saya kan awalnya nggak ngeh karena masih layanin konsumen. Di sana ada Pak RT dan pengelola kos,” kata Tri saat ditemui awak media di kedai mi ayamnya. “Katanya ada ‘gini’ (bunuh diri). Yang gini namanya F, mahasiswa,” imbuh Tri.
Kecurigaan Penjaga Kos
Tri mengungkapkan, korban ditemukan bunuh diri usai dicek oleh pengelola kos. Pengelola curiga lantaran hingga Maghrib lampu kamar korban tak kunjung menyala. Pengelola semakin curiga saat mengetahui korban tak keluar kamar seharian. Pengelola kos langsung mencoba mengecek kamar korban.
“Kecurigaannya katanya sampai Maghrib kok lampunya nggak nyala. Seharian nggak keluar. Karena hari Rabu masih beraktivitas, masih ngantar Shopeefood,” jelasnya. Ia pun membenarkan bahwa korban juga meninggalkan surat wasiat seperti yang beredar di media sosial. Kini, surat wasiat itu telah dibawa pihak berwajib.
“Anaknya baik, pinter, kadang juga jajan di sini. Nggak ada stress, anaknya saya lihat happy. Ya awalnya saya nggak percaya,” jelasnya.
Hal senada dikatakan kakak korban, Dedi (27) yang saat itu tengah mengunjungi kamar korban. Ia pun terkejut saat mendengar kabar adiknya yang meninggal. Ia tak menyangka kamar kos tempat adiknya tinggal sejak awal berkuliah itu juga menjadi saksi adiknya meninggal.
“Biasanya di-WA balas, tapi ini di-WA Bapak nggak balas, di-chat kakaknya nggak. Bapak suruh Ibu kos coba crosscheck dulu. Kok lampu mati nggak kayak biasanya,” terangnya.
“Digedor-gedor ibu kos lewat pintu belakang, kok ada tali di pintu. Pas didobrak kebuka pintunya, keluar kakinya, ternyata sudah bunuh diri,” sambungnya.
Bantah gegara Pinjol dan Judol
Ramai beredar jika pemicu korban nekat bunuh diri karena terlilit pinjaman online (pinjol) dan judi online (judol). Tetapi kabar tersebut langsung dibantah oleh pihak keluarga.
Dedi menegaskan, selama ini adiknya tidak pernah neko-neko apalagi sampai terlilit utang pinjol maupun pinjol.
“Untuk pinjol, adik saya nggak pernah pinjol. Bahkan adik saya bendahara dan dipercaya megang duit Rp 16 juta, karena anak ini benar-benar nggak neko-neko. Dan pada akhirnya uang itu memang kembali,” imbuh Dedi.
Dedi menjelaskan, ia dan pihak kepolisian telah mengecek handphone milik adiknya dan tak menemukan tanda-tanda adanya aplikasi pinjol.
“Saya kan juga ingin validasi, apakah benar adik saya pinjol. Ternyata nggak benar, itu hoaks yang terkait pinjol,” tegasnya.
Tinggalkan Surat Wasiat
Korban yang mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri meninggalkan surat wasiat untuk keluarga. Keberadaan surat tersebut juga dibenarkan oleh Dedi. Hanya saja, Dedi tidak mengungkap apa isi surat wasiat tersebut.
“Polisi dan forensik mengatakan memang pure bunuh diri. Alasan untuk bunuh diri itu kita dari keluarga sama sekali nggak ada yang tahu kenapa bisa bunuh diri. Tetapi memang ada surat ditinggalin,” tuturnya.
Korban Sosok Tertutup
Dedi mengaku terguncang usai mendengar kabar adiknya tewas gantung diri di kosnya. Padahal, ia baru bertemu dan berbincang dengan korban Sabtu (28/9) lalu.
“Adik saya itu memang tertutup. Introvert banget. Terakhir ketemu Sabtu (28/10) kemarin. Masih sempat ketemu baik-baik, ngobrol baik-baik,” kata Dedi ditemui awak media di kos korban di Kecamatan Gunung Pati, Kota Semarang, Jumat (5/10/2024).
Kendati demikian, Dedi merasa ada yang mengganjal dari perbincangan hari itu. Korban beberapa kali menanyakan kepada kakaknya itu terkait bunuh diri.
“Sebelumnya kan kita tuh bukan religius banget lah konteksnya. Dia tanya gini ‘Salah nggak sih bunuh diri, terus aku nasehatin salah lah, bakal masuk neraka. Kamu kenapa sih bilang gitu?’ ‘Nggak apa-apa nanyain aja’ katanya,” ungkap Dedi menirukan F.
“Terus dia bahas-bahas lagi ‘aku capek’, kata dia capek. Aku tanya kenapa terus, tapi dia (bilang) capek aja, benar-benar capek. Anaknya nggak mau cerita,” lanjut dia.
Dedi mengatakan, korban memang bersifat pendiam dan jarang bercerita panjang ataupun mengobrol jika tak diajak mengobrol. Namun, ia tetap tak menyangka adiknya itu memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di kamar kos.
“Lebih dari tiga kali dia itu nanya ‘enak enggak sih bunuh diri, kayak plong nggak sih’ kayak gitu. Nggak ada feeling sama sekali, benar-benar dia cuma bilang capek doang,” pungkasnya.