Medan, 2 Oktober 2024 – Seorang penjual daging ayam di salah satu pasar tradisional Medan menghadapi aksi protes dari sesama pedagang setelah ia menjual daging ayam dengan harga jauh lebih murah dari harga pasar. Kejadian ini memicu kemarahan pedagang lain yang menganggap tindakan tersebut sebagai bentuk persaingan tidak sehat yang dapat merusak harga jual di pasaran.
Aksi demo ini berlangsung di Pasar Petisah, Medan, di mana para pedagang daging ayam lain berkumpul untuk menyuarakan ketidakpuasan mereka terhadap penjual yang diduga menjual daging ayam dengan harga yang jauh lebih rendah dari standar yang telah disepakati bersama. Beberapa di antara pedagang mengungkapkan bahwa harga daging ayam yang ia tawarkan berada di bawah harga pasar umum, sehingga banyak pembeli beralih ke lapaknya.
Viral! Jual Lebih Murah dari Harga Pedagang Lain, Penjual Daging Ayam Ini Didemo
— BACOT (@bacottetangga__) October 3, 2024
Lokasi Jl. Raya Tajem,Denokan, Maguwoharjo,kec. Depok, kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta pic.twitter.com/Tlth85Simk
Salah satu pedagang yang mengikuti aksi demo menyebut bahwa penjual tersebut menjual daging ayam dengan selisih harga cukup signifikan, yang pada akhirnya membuat pedagang lain mengalami penurunan penjualan. “Kami pedagang di sini sudah punya kesepakatan harga yang sama. Dia datang dan menjual jauh lebih murah, tentu saja pembeli lebih memilih beli di lapaknya,” ujar salah satu pedagang yang tidak ingin disebutkan namanya.
Penjual yang menjadi sasaran protes berusaha memberikan klarifikasi terkait hal ini. Ia mengaku menjual lebih murah karena memiliki pemasok daging ayam dengan harga yang lebih terjangkau, sehingga ia mampu menjual dengan harga di bawah pasaran tanpa merugikan usahanya. “Saya tidak berniat merugikan pedagang lain, saya hanya ingin menawarkan harga yang lebih terjangkau untuk pembeli. Saya bisa menjual murah karena pemasok saya memberikan harga yang bagus,” jelasnya.
Namun, protes dari para pedagang lainnya tetap berlanjut, dengan beberapa di antaranya menuntut agar penjual tersebut mengikuti harga pasar yang telah disepakati. “Kami menginginkan persaingan yang sehat. Kalau dia terus menjual di bawah harga pasar, ini bisa menghancurkan usaha pedagang lain,” ujar seorang pedagang lainnya.
Pihak pengelola pasar kemudian turun tangan untuk meredakan situasi. Mereka mengajak kedua belah pihak untuk duduk bersama dan membahas persoalan ini dengan kepala dingin. Pengelola pasar juga menegaskan bahwa kebijakan harga di pasar harus disepakati oleh semua pedagang demi menjaga stabilitas ekonomi pasar tradisional tersebut.
Sementara itu, masyarakat yang menjadi konsumen memiliki pandangan beragam. Beberapa pembeli mengaku senang karena mendapatkan daging ayam dengan harga lebih murah. “Sebagai pembeli, tentu saya senang dengan harga yang lebih murah. Tapi kalau ini membuat masalah di antara para pedagang, mungkin perlu ada solusi yang adil untuk semua pihak,” kata salah satu pembeli.
Peristiwa ini menjadi sorotan, karena harga bahan pokok seperti daging ayam sangat sensitif di kalangan masyarakat. Penetapan harga yang terlalu tinggi atau rendah dapat memicu masalah antara pedagang, dan dapat berimbas pada perekonomian lokal.
Hingga berita ini diturunkan, mediasi antara penjual dan pedagang lain masih berlangsung, dan diharapkan ada solusi yang dapat diterima oleh semua pihak sehingga persaingan usaha di pasar tradisional tetap berjalan sehat dan harmonis.