Miris !! Pelajar Di Demak Jawa Tengah Bersetubuh Di Dalam Kelas, Di Tonton Dan Di rekam 9 Orang Temannya.

Mesum di sekolah

Kabar Terupdate Geger! Dua Pelajar SMP dan SMA Bersetubuh di Kelas SD di Demak, Direkam dan Disaksikan Teman

Demak, Jawa Tengah – Peristiwa tak terduga yang terjadi di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, baru-baru ini menggemparkan masyarakat. Dua pelajar, satu dari SMP dan satu lagi dari SMA, tertangkap basah melakukan hubungan badan di dalam kelas sebuah gedung Sekolah Dasar (SD). Yang lebih mengejutkan, aksi mereka disaksikan oleh sembilan teman yang juga merekam kejadian tersebut menggunakan ponsel. Video dari peristiwa ini kemudian viral dan memicu kemarahan serta kecaman dari masyarakat luas.

Kejadian ini dilaporkan oleh Kabar Terupdate pada Jumat, 27 September 2024, sekitar pukul 18:15 WIB, dalam artikel berjudul “Miris! Pelajar Bersetubuh di Dalam Kelas Disaksikan 9 Temannya dan Direkam” yang ditulis oleh Sukmawijaya.

Kronologi Kejadian

Menurut informasi yang beredar, aksi tak senonoh ini terjadi di dalam ruang kelas yang seharusnya kosong. Gedung SD tersebut diketahui tidak dalam keadaan digunakan pada saat kejadian, namun dua pelajar tersebut, bersama dengan sembilan teman mereka, berhasil masuk ke dalam gedung tersebut tanpa izin.

Rekaman video memperlihatkan kedua pelajar tersebut melakukan hubungan badan di hadapan teman-temannya yang tampak tidak menghentikan aksi tersebut, bahkan beberapa dari mereka merekamnya. Video ini kemudian menyebar di media sosial, menyebabkan kehebohan di kalangan masyarakat Demak dan sekitarnya.

Respon Pihak Sekolah dan Masyarakat

Kepala sekolah dari SD tempat kejadian berlangsung mengaku terkejut dengan kejadian ini. Dalam pernyataannya, ia menjelaskan bahwa pihak sekolah sudah mengunci semua ruangan setelah jam pelajaran selesai. “Ini sangat mengejutkan dan sangat memalukan. Kami akan meningkatkan keamanan sekolah dan memeriksa bagaimana para pelajar ini bisa masuk ke dalam gedung,” ujar kepala sekolah tersebut yang meminta namanya tidak disebutkan.

Reaksi masyarakat pun beragam, namun sebagian besar mengecam tindakan para pelajar yang dianggap merusak moral dan mencoreng nama baik institusi pendidikan. Orang tua, tokoh masyarakat, serta tenaga pendidik meminta adanya tindakan tegas dari pihak berwenang untuk menangani kasus ini dan memperketat pengawasan di sekolah-sekolah.

Tindakan Hukum oleh Pihak Berwenang

Setelah kejadian ini menjadi viral dan menarik perhatian publik, pihak Kepolisian Resor (Polres) Demak langsung melakukan penyelidikan lebih lanjut. Kapolres Demak, AKBP Wahyu Nugroho, dalam pernyataan resminya menyatakan bahwa pihaknya akan menindak tegas semua pihak yang terlibat, termasuk para pelaku dan teman-teman mereka yang merekam serta menyebarkan video tersebut.

“Kami akan melakukan penyelidikan mendalam terkait kejadian ini. Pelaku tidak hanya akan dikenai tindakan terkait perbuatan asusila, tetapi juga mereka yang terlibat dalam penyebaran video bisa dijerat dengan UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik),” kata Kapolres.

AKBP Wahyu juga menegaskan bahwa tindakan penyebaran video asusila merupakan pelanggaran berat yang dapat berakibat pada hukuman pidana. Pihak kepolisian kini telah memanggil kedua pelaku dan beberapa saksi untuk dimintai keterangan.

Tantangan Pendidikan Karakter di Era Digital

Kejadian ini mengungkap tantangan besar yang dihadapi dunia pendidikan dalam membentuk karakter anak-anak dan remaja di tengah perkembangan teknologi yang pesat. Psikolog anak dan remaja, Dr. Nila Kartika, mengungkapkan bahwa kasus ini adalah salah satu contoh dampak negatif dari kurangnya pengawasan terhadap penggunaan gadget dan media sosial di kalangan pelajar.

“Anak-anak di usia remaja sangat rentan terhadap pengaruh lingkungan dan media sosial. Jika tidak ada pengawasan dan pendidikan karakter yang memadai, mereka bisa terjerumus pada tindakan yang melanggar norma sosial dan hukum. Orang tua dan sekolah harus bekerja sama untuk membangun komunikasi yang baik dengan anak-anak mereka, serta memperkuat pendidikan moral,” jelas Dr. Nila.

Menurutnya, kasus ini adalah pengingat bahwa teknologi, terutama media sosial, bisa menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi memudahkan akses informasi, tetapi di sisi lain bisa menjadi alat penyebaran perilaku negatif jika tidak digunakan dengan bijak.

Reaksi Publik di Media Sosial

Kasus ini dengan cepat menarik perhatian warganet, yang sebagian besar mengecam tindakan kedua pelajar dan teman-temannya. Banyak yang menyayangkan bagaimana generasi muda saat ini tampak semakin mudah melakukan tindakan yang melanggar norma tanpa merasa bersalah. Ada juga yang menyuarakan pentingnya peran orang tua dalam memberikan pengawasan lebih ketat terkait aktivitas anak-anak mereka di luar sekolah.

Namun, ada pula suara yang menyerukan agar para pelaku diberikan pembinaan, bukan sekadar hukuman. “Kita harus mencari solusi jangka panjang agar anak-anak ini tidak mengulangi kesalahan yang sama. Pendidikan karakter harus menjadi prioritas,” tulis salah satu pengguna Twitter.

Langkah Peningkatan Pengawasan

Menanggapi peristiwa ini, pihak sekolah dan aparat keamanan setempat akan memperketat pengawasan di area sekolah. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Demak juga menyatakan akan melakukan evaluasi terkait keamanan di sekolah-sekolah, khususnya dalam hal akses gedung di luar jam belajar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *