Tukang Parkir Meminta Uang Bulanan, Pukul Korban dengan Kursi Akibat Penolakan
Tukang Parkir Minta Uang Bulanan Sampai Pukuli Korban dengan Kursi! sedangkan pemilik toko tidak mempunyai mobil di jl. madong lubis#medan
— Medan Talk (@medantalk) August 21, 2024
korban, tangan di pukuli hingga memar dengan kursi besi dan setelling kaca juga pecah dipukul. Kejadian pada 19/08/24 pukul 16.30 WIB pic.twitter.com/fHKuC0JJpl
Jakarta, 17 September 2024 – Sebuah insiden kekerasan terjadi di sebuah kawasan perbelanjaan di Jakarta, melibatkan seorang tukang parkir dan seorang warga yang menjadi korban pemukulan. Tukang parkir tersebut dilaporkan meminta uang bulanan secara paksa kepada warga yang sering parkir di wilayah tersebut. Ketika korban menolak untuk membayar, tukang parkir tersebut marah dan memukuli korban dengan kursi hingga mengalami luka-luka.
Kronologi Kejadian
Menurut saksi mata di lokasi kejadian, insiden bermula ketika tukang parkir, yang sudah beberapa kali meminta uang bulanan kepada korban, mendatangi korban untuk menagih pembayaran. Korban, seorang pria berusia 35 tahun, sering memarkir kendaraannya di kawasan tersebut untuk bekerja di sebuah toko terdekat. Ia menolak permintaan tukang parkir tersebut karena tidak merasa harus membayar lebih dari tarif parkir harian yang sudah ditetapkan.
Penolakan korban membuat tukang parkir tersebut marah. Setelah terjadi perdebatan, tukang parkir tersebut mengambil sebuah kursi plastik dan langsung memukuli korban secara brutal. Korban jatuh tersungkur dan mengalami luka di bagian kepala dan punggung akibat serangan tersebut. Beberapa warga yang berada di sekitar lokasi langsung melerai kejadian itu dan membawa korban ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan.
Polisi Menangkap Pelaku
Setelah insiden tersebut dilaporkan kepada pihak berwajib, polisi segera datang ke tempat kejadian untuk menangkap pelaku. Tukang parkir tersebut langsung dibawa ke kantor polisi untuk diperiksa lebih lanjut. Kapolsek setempat menyatakan bahwa tukang parkir akan dikenakan pasal tentang penganiayaan dan pemerasan, dengan ancaman hukuman penjara.
“Kami sudah mengamankan pelaku dan sedang melakukan pemeriksaan intensif terkait motif di balik tindakan kekerasan ini. Pelaku akan diproses sesuai hukum yang berlaku,” ujar Kapolsek dalam keterangan resminya.
Kondisi Korban
Korban saat ini masih menjalani perawatan di rumah sakit akibat luka-luka yang dideritanya. Meski tidak mengalami cedera serius yang mengancam jiwa, korban mengalami trauma psikologis akibat kekerasan tersebut. Keluarga korban berharap agar pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal atas tindakannya.
“Saya tidak habis pikir kenapa dia bisa begitu brutal hanya karena uang. Kami hanya ingin keadilan ditegakkan,” ujar keluarga korban dalam pernyataannya kepada media.
Reaksi Warga dan Pemerintah
Insiden ini mendapat perhatian luas dari masyarakat sekitar yang merasa terganggu dengan aksi tukang parkir liar yang sering kali bertindak semena-mena terhadap pengguna kendaraan. Beberapa warga mengaku bahwa permintaan uang bulanan oleh tukang parkir di kawasan tersebut sudah sering terjadi, namun kebanyakan warga terpaksa membayar karena takut akan intimidasi atau ancaman kekerasan.
“Ini bukan pertama kali. Banyak dari kami yang sering diminta uang parkir tambahan tanpa alasan jelas. Kalau tidak bayar, mereka suka mengancam atau bersikap kasar,” kata salah satu warga yang tidak mau disebutkan namanya.
Pemerintah daerah setempat melalui Dinas Perhubungan berjanji akan melakukan penertiban terhadap tukang parkir liar yang meresahkan. Mereka juga berkoordinasi dengan aparat keamanan untuk memastikan tidak ada lagi kejadian serupa yang melibatkan pemerasan oleh tukang parkir.
“Kami akan segera melakukan operasi penertiban terhadap tukang parkir ilegal dan mengambil tindakan tegas bagi mereka yang melakukan pelanggaran atau kekerasan,” ujar seorang pejabat Dinas Perhubungan.
Seruan untuk Penertiban dan Keamanan
Insiden ini menjadi pengingat bagi pemerintah dan pihak berwenang untuk lebih serius menangani praktik parkir liar dan tindakan kekerasan yang terkait dengan pemerasan di ruang publik. Aktivis masyarakat dan pengamat hukum juga menyerukan agar ada sistem parkir yang lebih teratur dan pengawasan ketat terhadap aktivitas tukang parkir, terutama di kawasan yang ramai oleh kendaraan.
“Keamanan warga harus menjadi prioritas. Sistem parkir yang tidak teratur, ditambah adanya pungli, sangat merugikan masyarakat. Diperlukan pengawasan yang lebih ketat dari pihak berwenang untuk mencegah kejadian seperti ini berulang,” ujar salah satu aktivis hukum di Jakarta.
Kesimpulan
Kasus kekerasan yang melibatkan tukang parkir liar ini menambah daftar panjang masalah pungutan liar dan tindakan semena-mena yang sering terjadi di area parkir umum. Penegakan hukum yang tegas serta penertiban terhadap tukang parkir ilegal diharapkan dapat mengurangi kasus serupa di masa mendatang, sekaligus memberikan rasa aman bagi masyarakat yang beraktivitas di ruang publik. Korban dan keluarganya berharap agar keadilan dapat ditegakkan dan tidak ada lagi warga yang mengalami intimidasi atau kekerasan hanya karena menolak membayar pungutan liar.