Misteri Kematian ibu muda di Gresik bernama Wardatun Toyyibah terus mengundang pertanyaan yang belum terjawab. Perempuan berusia 28 tahun ini ditemukan tewas di rumahnya di Desa Ima’an, Kecamatan Dukun, Gresik, dengan dugaan awal sebagai korban pembunuhan dan perampokan.
Salah satu fakta misteri yang mengundang kecurigaan terkait kematian Wardatun adalah kejadian meninggalnya seorang saksi beberapa hari setelah dia diperiksa oleh polisi. Sampai saat ini, penyebab kematian saksi tersebut belum terungkap dengan jelas. Berikut adalah rangkuman lebih lanjut tentang kasus ini.
Penemuan di Kamar Oleh Suami
Datun, yang akrab dipanggil Wardatun, ditemukan sudah meninggal dalam posisi terlentang pada Sabtu (16/3) pukul 05.00 WIB oleh suaminya, Mahfud. Di sampingnya, anak mereka yang berusia 2,5 tahun, NZ, tertidur. Setelah mengetahui bahwa istrinya telah meninggal, Mahfud segera meminta bantuan keluarga yang tinggal di dekatnya. Jenazah Wardatun kemudian dimandikan dan ditutup dengan kain. Anak mereka diamankan.
Awalnya, Mahfud mengira bahwa istrinya bunuh diri. Namun, setelah menemukan bahwa uang sejumlah Rp150 juta dan ponselnya hilang, dia mulai mencurigai bahwa ada perampokan dan pembunuhan yang terjadi.
Anak Balita sebagai Saksi Kunci
Setelah dilakukan otopsi di RSUD Ibnu Sina Gresik, ditemukan 4 luka tusukan akibat benda tajam pada tubuh Wardatun. Dua tusukan di leher bagian depan dan dua lainnya di bagian belakang leher dan dada. Luka tusukan di dada yang menembus jantung menjadi penyebab kematiannya. Dokter forensik menyatakan bahwa kemungkinan Wardatun tidak melakukan perlawanan karena tidak ada tanda-tanda pertahanan pada tubuhnya.
Sementara itu, NZ selamat tetapi mengalami luka sayatan di kakinya dan mengalami ketakutan. NZ dianggap sebagai saksi penting dalam kasus ini karena menyaksikan langsung kejadian saat pelaku melakukan tindakan kekerasan. NZ terus mendapat pendampingan psikologis selama proses penyelidikan dan persidangan nanti oleh Dinas KBPPPA (Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak) Gresik.
Keterangan dari Para Saksi
Polisi telah memeriksa 10 saksi termasuk keluarga dan tetangga untuk mengungkap penyebab kematian Wardatun. Termasuk di antaranya suami dan anak balita korban. Mahfud mengatakan bahwa dia tidur di ruang tamu saat peristiwa terjadi. Menurut ibu Mahfud, Khuzaini (65), dia sempat mengetuk pintu rumah Mahfud dan Wardatun pada pukul 03.00 WIB untuk sahur. Namun, karena tidak ada respons, dia kembali ke rumahnya.
Polisi mengalami kesulitan saat memeriksa anak korban yang sudah bisa berbicara tetapi tidak begitu lancar. Namun, dengan pendampingan psikologis, hasil pemeriksaan tetap bisa diperoleh. Selain itu, kesulitan lainnya adalah posisi jasad yang telah dipindahkan dari posisi aslinya.
Meninggalnya Seorang Saksi
Di tengah misteri berbagai kesulitan tersebut, terjadi kejadian yang mengejutkan, yaitu meninggalnya seorang saksi yang diperiksa 2 hari sebelumnya, FA (20). FA ditemukan meninggal pada Selasa 26/3, ditemukan di dekat gubuk di kebun jagung di Desa Wotan, Kecamatan Panceng, Gresik. Di sekitar jasadnya, ditemukan motor Honda Revo bernomor polisi W 6858 GZ. Meskipun tidak ada tanda-tanda kekerasan, jasadnya tetap diotopsi di RSUD Ibnu Sina untuk menentukan penyebab kematian.
Banyak spekulasi muncul bahwa FA adalah saksi utama yang dibunuh oleh kelompok perampok dan pembunuh Wardatun. Namun, polisi meminta agar masyarakat dan netizen tidak membuat asumsi sebelum fakta-fakta yang lebih jelas terungkap. Kepolisian menyatakan bahwa FA bukan termasuk dalam daftar saksi kunci dan tidak mengetahui perampokan yang mengakibatkan kematian Wardatun.
Sejauh ini belum diketahui secara pasti penyebab kematian Wardatun dan FA. Semoga polisi segera menemukan bukti-bukti hingga mengungkap siapa pembunuhnya.